Setelah riuhnya kasus pembobolan Pusat Data Nasional (PDNS), baru-baru viral juga terkait beberapa nama sistem informasi milik pemerintah yang diberikan nama-nama aneh.
Kasus ini viral di berbagai media sosial, salah satunya di X/Twitter. Dilansir pada Kompas (10/07/2024), beberapa nama aplikasi tersebut adalah
- SiPEPEK dari Kabupaten Cirebon
- SITHOLE dari Kota Semarang
- SISKA KU INTIN dari Provinsi Kalimantan Selatan
- SIMONTOK dari Kota Surakarta
- SISEMOK dari Kabupaten Pemalang
- SI CANTIK dari Kabupaten Bogor
- SIGANTENG dari Provinsi Jawa Tengah
- SIPEDO dari Kabupaten Sumedang
- Mas Dedi Memang Jantan dari Kota Tegal
- i-Pubers Petani dari Kabupaten Demak
- JEBOL YA MAS dari Kota Bengkulu
Mari kita ambil contoh SiPEPEK, sebuah sistem informasi milik Kabupaten Cirebon yang digunakan untuk mempermudah layanan administrasi bantuan sosial.
Kata "Pepek" sendiri sebenarnya dilafalkan seperti menyebut kata "pembina". Dilansir dari RRI (13/07/2024), kata "Pepek" dalam bahasa Cirebon berarti lengkap atau semuanya ada.
SiPEPEK ini telah menjadi bahan perbincangan yang sangat hangat. Bagaimana tidak, kata Pepek jika dilihat dari KBBI berarti kelamin wanita. Secara langsung, masyarakat langsung berpikir bahwa sistem informasi ini memiliki makna yang tidak etis atau mesum.
Kenapa Harus Diawali dengan "SI"?
Jika kita melihat kembali berbagai daftar nama sistem informasi di atas, maka kita langsung melihat bahwa banyak sistem informasi yang diawali dengan nama SI.
Saya sendiri merupakan mahasiswa dengan program studi sistem informasi yang memang disingkat menjadi SI. Namun, bukan berarti penamaan sistem informasi juga harus diberi nama SI.
Saya rasa, pola penamaan seperti ini jauh dari kata "kreatif" dan menjadi sebuah template yang tidak ada gunanya. Jika pola ini terus dibudayakan, makaama-nama sistem informasi yang aneh kemungkinan akan bertambah.
Saya tahu, mungkin beberapa orang berpendapat bahwa pola penamaan dengan singkatan seperti ini mudah untuk diingat. Namun, sebagai orang teknologi dan berkecimpung di bidang digital, kita harus mengutamakan kreativitas dan keunikan dari produk yang kita buat. Jika semua diawali dengan "SI", maka pertanyaannya adalah "di mana letak kreativitasnya?"
Penamaan SI yang digabung dengan obyek-obyek tertentu juga bukanlah suatu hal yang kreatif. Sebagai contoh "SI CANTIK". Memang penamaan SI CANTIK memudahkan orang lain untuk mengingatnya. Tapi, unsur "cringe" dari penamaan tersebut justri memperlihatkan ketidak-kreatifan pemiliknya. Selain itu, Nama-nama CANTIK, JEBOL, Jantan, dll adalah kata-kata yang telah memiliki makna berbeda.
Terlebih lagi jika penamaan sistem informasi mengandung unsur pornografi. Bahkan, banyak warganet yang berkomentar bahwa nama-nama sistem informasi tersebut memberikan ciri dari pola pikir si pemberi nama.