Lihat ke Halaman Asli

Malaikat Juga Tahu, Chile Yang Jadi Juaranya

Diperbarui: 3 Juli 2015   16:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Argentina yang sukses meraih kemenangan besar 6-1 atas Paraguay dalam babak semifinal Copa America 2015, akan menghadapi tuan rumah Chile yang sebelumnya menang 2-1 atas Peru. Pesta kemenangan atas Paraguay ini seakan menjadi klimaks dari penampilan Argentina selama mengikuti ajang Copa America kali ini. Setelah sebelumnya, Leo Messi, Angel di Maria, Gonzalo Higuain, Sergio Aguero, Ezequiel Lavezzi, dan Carlos Tevez tak pernah mampu meraih kemenangan lebih dari satu gol atas lawan-lawannya. Argentina memang berulang kali dibuat frustasi, terutama saat menghadapi lawan dengan kemampuan bertahan yang baik.

Sebaliknya, ajang Copa America kali ini adalah peluang terbaik bagi Chile untuk meraih gelar juara pertamanya. Setelah pada empat penampilan sebelumnya di final (1955, 1956, 1979, 1987), La Roja selalu tampil sebagai runner-up. Bermain di hadapan puluhan ribu pendukungnya, tentu memberikan motivasi tersendiri bagi Chile. Apalagi, tepat tanggal 4 Juli 2015 nanti Argentina akan merayakan ulangtahun ke 22 dari gelar Copa America terakhir yang pernah mereka raih. Yup, hampir 22 tahun lamanya tim Tango tidak mampu meraih kembali sabuk juara bal-balan di Benua Merah tersebut.

Dengan kualitas tim yang dimiliki Chile, mau tak mau Argentina akan menghadapi ancaman terbesar mereka dalam gelaran Copa America kali ini. Mereka akan menghadapi Claudio Bravo, yang berhasil meraih treble winner musim lalu bersama FC Barcelona, Messi dan Javier Mascherano. Dan Bravo tidak sendirian, karena dalam timnya bercokol pula nama-nama beken seperti Mauricio Isla (Juventus), Gary Medel (Inter Milan), Alexis Sanchez (Arsenal), Eduardo Vargas (Napoli) dan tentunya Arturo Vidal (Juventus).

Dalam diri Vidal, La Roja memiliki kemampuan untuk mempertahankan bola di lini tengah dan kemampuan menyerang yang sama baiknya, dan terbukti mampu meloloskan mereka ke partai puncak. Sayangnya, tim Tango memiliki kecenderungan untuk mengalirkan bola melalui sisi tengah permainan, meskipun mereka memiliki pemain sayap cepat yang mampu melepaskan umpan-umpan berbahaya. Lihat saja dari total 9 (sembilan) umpan crossing yang dilepaskan Argentina ke jantung pertahanan Paraguay sepanjang partai semifinal lalu. Well, jika Tata Martino tidak mau merubah cara bermain tim asuhannya; Malaikat juga tahu, Chile yang jadi juaranya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline