Lihat ke Halaman Asli

Steffi

Murid SMP

75 ke 100?

Diperbarui: 1 Oktober 2024   17:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nilai biologi (Dokpri)

Hai, aku murid SMP yang lapar akan nilai 100. Canda, maksudnya aku selalu mengharapkan nilai di atas rata-rata. Yah, karena didikan mamaku yang disiplin, kurasa sikap disiplinnya menular ke aku deh. Intinya, kemarin aku sudah mengerjakan tugas biologi yang totalnya ada 4 soal. Karena hanya ada 4 soal, artinya salah 1 soal saja langsung dapat nilai 75. Tapi, aku cukup percaya diri dengan jawabanku dan tentu saja, aku berharap aku mendapat nilai 100.

Akhirnya, saat pelajaran biologi, tugas kita pun di cek. Kita saling cek antarteman, sih. Dan tebak nilaiku berapa?? Pas di angka 75, nilai rata-rata. Sudah kubilang kan, targetku itu agar semua nilai di atas KKM.. Tapi aku malah mendapat 75 di biologi. Aku menghela napas tidak percaya. Tapi melihat jawabanku dan jawaban yang ditulis oleh guruku di papan tulis, memang jawabannya jauh berbeda. Meski kecewa dengan diriku sendiri, aku berusaha menenangkan diri supaya emosiku tetap stabil. 

Aku memotivasi diriku sendiri yang sedang kesal dengan berpikir bahwa di kesempatan berikutnya, aku pasti akan dapat nilai lebih bagus lagi! Dan sepertinya berhasil, diriku rasanya lebih tenang sekarang. Baru saja aku berpikir begitu, ternyata temanku ada yang mendapat nilai 100. Bahkan, temanku yang katanya tidak suka belajar mendapat nilai 80 lebih. Rasanya pahit. Aku tahu, orang-orang biasa merasa pahit kalau mereka ditinggal, dijauhi, disakiti, dan lain-lain, tapi aku merasa begitu kecewa dengan nilaiku. Masa aku yang berjuang untuk belajar hanya mendapat 75 dan temanku yang tidak niat mendapat nilai lebih bagus dariku? 

"Tidak! Tidak! Jangan terbawa emosi." Pikirku. Aku berusaha menarik napas dan menenangkan diri karena ini pelajaran biologi, kalau sampai aku tidak fokus hanya karena satu nilai, aku bisa ketinggalan banyak. Terpaksa, aku menerima nilai 75 itu. Kemudian, guru biologiku tiba-tiba mengatakan bahwa dia akan membuat tes berupa 2 soal dan 3 orang pertama yang berhasil menjawab dengan benar akan mendapat nilai 100. Sedangkan, 3 orang berikutnya akan mendapat nilai 90, dst. 

Aku langsung merasa gugup sekaligus senang karena setidaknya masih ada kesempatan untuk mendapat nilai 100. Aku berusaha mengerjakan soal yang dibuat oleh guruku dengan semaksimal dan secepat mungkin. Rasanya senang sekali, aku pasti akan menggunakan kesempatan ini untuk mendapat nilai yang lebih bagus dari 75! Aku berhasil menjadi orang pertama yang maju ke depan. Tapi, apakah jawabanku benar? Aku sempat ragu dan ketakutan, karena kata guruku kalau jawabanku salah aku tidak akan bisa dapat nilai 100 tapi nilainya akan jadi apa adanya. Tapi, daripada aku keduluan oleh murid lain, lebih baik aku mencoba saja.

Beberapa menit berlalu, dan aku merasa jantungku sangat berdebar-debar. Apakah nilaiku akan 100? Atau 50? Atau malah 0? Saat aku memikirkan kemungkinan-kemungkinan nilai tersebut, guru biologiku tiba-tiba memanggilku. Aku berjalan perlahan dan sempat merasa takut, karena mengira akan dimarahi. Aku menarik napas panjang dan menghembuskannya. Guruku ternyata hanya ingin mengembalikan bukuku yang artinya dia sudah menilai jawabanku.

Mataku bergegas mencari angka yang tertulis di bukuku, alias nilaiku. Aku terkejut dan hatiku rasanya legaaaa sekali. Nilainya 100! Aku langsung mengucapkan terima kasih ke guruku dan kembali ke tempat dudukku dengan bahagia. Untung saja aku tidak terbawa rasa kecewaku, karena kalau iya aku pasti tidak fokus dan tidak akan bisa menjawab 2 pertanyaan ini. Aku benar-benar bersyukur dan lega. Tapi, tidak sampai disitu. Guruku tiba-tiba berkata "nilai PR kalian tadi tidak akan saya masukan, yang saya masukan nilai 2 soal ini saja". Yes, yes, yes! Berarti tidak ada lagi nilai 75, yang ada hanya nilai 100! Ya Tuhan, aku benar-benar merasa senang sekali. Aku belum pernah merasa sebahagia ini. Nilai yang tadinya 75 bisa berubah jadi 100.

Nilai terbaru (dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline