Tana Toraja begitu mempesona dengan atraksi wisata yang dapat mengakomodasi semua kalangan mulai anak hingga dewasa dengan selera yang berbeda.
Toraja bukan hanya mempertontonkan budaya yang mempesona seperti pada acara "Rambu Solo maupun Rambu Tuka" dimana anda akan melihat 'pesta' yang sangat meriah dengan pemotongan puluhan bahkan ratusan kerbau ,namun banyak destinasi wisata lainnya yang bisa dijelajahi untuk dinikmati yang tak kalah menariknya.
Tidak perlu ke China untuk menikmati tantangan meniti jembatan kaca karena sudah ada di Burake,Toraja .
Udara yang sejuk dengan hamparan padi yang menguning dibawah kaki gunung membuat kaki tak kan lelah untuk berjalan merambah dan mengeksplorasi keindahan alam di Tana Toraja.
Rafting wisata arung jeram Sungai Maiting di Kecamatan Dende Piongan, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan atau bagi anda yang sudah profesional bisa mencoba berarung jeram menikmati deburan dan kencangnya aliran sungai Sa'dan (rapid 4) dengan sensasi yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata untuk mendeskripsikan keindahan pesona alam yang sangat alamiah.
Untuk oleh-oleh khas Toraja bisa didapatkan di pasar tradisional atau di semua objek wisata yang ada.Tenun Toraja dibawah ini bisa menjadi pilihan utama.
Tiap tahun khususnya bulan Juli-Agustus dan Desember-Januari animo wisatawan nusantara dan asing berkunjung ke Toraja sangat tinggi dikarenakan pada saat itu banyak diadakan perlehatan budaya yang sudah menjadi tradisi masyarakat Toraja dan banyak perlehatan tahunan seperti Lovely December dan Toraja Marathon yang berskala internasional.
Namun masalah yang timbul yaitu hunian hotel yang ada tidak memadai khususnya pada saat High Season.Pemda belum berhasil mengajak investor untuk membangun sarana ini dan masyarakat masih sedikit yang mengerti bagaimana memberdayakan hunian ataupun Tongkonan mereka yang kadang tidak berpenghuni menjadi tujuan wisata. Padahal animo wisatawan asing untuk mencoba tinggal bersama keluarga setempat dan Tongkonan cukup tinggi. Hal ini bisa dilihat dari tingginya permintaan untuk menginap di Tongkonan yang sudah di'komersilkan' dan bernilai jual tinggi. Mereka rela merogoh kocek US$75-150 permalam untuk menginap di rumah adat toraja.
Ini merupakan PR bagi pemda setempat untuk membina masyarakat agar dapat memanfaatkan peluang ini dengan menjadikan rumah Tongkonan untuk menjadi penginapan yang cukup layak untuk dihuni terutama pada saat peak season yang akan berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat setempat.
Perlu upaya terus menerus dalam bentuk sosialisasi,pelatihan untuk menyadarkan pentingnya menjaga kelestarian budaya dan tatanan sosial agar mayarakat sadar wisata .Kesiapan Tana Toraja dan Toraja Utara untuk menyambut wisatawan juga perlu diantisipasi sesegera mungkin terutama jika akhir tahun ini bandara Buntu Kuni' akan mulai dioperasikan maka Toraja akan mempunya 2 bandara.Dan jika rencana perbaikan akses jalan dari bandara Bua ,Palopo ke Toraja Utara akan segera direalisasikan oleh Gubernur maka jumlah wisatawan yang akan datang mengunjungi Toraja akan bertambah cukup signifikan karena selama ini masalah yang dikeluhkan adalah transportasi yang memakan waktu8- 9 jam jika lewat darat dan ini membuat banyak wisatawan mengurungkan niat mengunjungi Toraja karena keterbatasan waktu.