Lihat ke Halaman Asli

S Eleftheria

TERVERIFIKASI

Penikmat Literasi

Mengapa Hanya yang Terkuat yang Bertahan dalam Kehidupan?

Diperbarui: 25 Agustus 2024   15:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi seseorang yang kuat dan terus berjuang menghadapi rintangan hidup| Sumber gambar: Pixabay

Seiring bertambahnya usia, kehidupan cenderung makin menantang karena tuntutan organik yang tidak terelakkan. Kemandirian menjadi kian dekat dengan keberadaan kita. Berbeda saat masih anak-anak, hampir semua kebutuhan kita dipenuhi oleh orang tua. Saat itu yang menjadi kekhawatiran adalah apa yang diinginkan atau tidak inginkan, seperti bermain dengan mainan, video game, menonton kartun, makan cemilan, berteriak, berlarian sambil tertawa, dan lain sebagainya.

Selanjutnya, tanggung jawab untuk menjaga keberlangsungan hidup perlahan-lahan beralih menjadi tanggung jawab kita sendiri. Kita tidak lagi hanya bisa memikirkan apa yang ingin atau tidak ingin kita lakukan, tetapi harus berfokus pada apa yang bisa, perlu, dan harus kita lakukan, terlepas dari apakah kita menyukainya atau tidak.

Karena itu, kita harus mempelajari keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk menjaga diri dan lingkungan hidup kita dalam kondisi baik. Dalam prosesnya, kita tidak punya pilihan selain mempelajari dan mengadopsi keterampilan tersebut demi kepentingan kita sendiri, tentu saja sepanjang waktu.

Berjalannya waktu, orang-orang di sekitar kita yang dulunya kita anggap akan selalu ada, perlahan-lahan akan memudar. Orang tua kita akan semakin tua, semakin lemah, dan pada akhirnya mungkin meninggalkan kita terlebih dahulu. 

Teman-teman kita pun akan memiliki kehidupan mereka sendiri yang perlu mereka urus, serta keluarga yang harus mereka perhatikan, sehingga mereka tidak dapat lagi memberikan waktu dan energi yang banyak untuk kita seperti masa-masa di sekolah dulu.

Mau tidak mau pada akhirnya kita harus belajar bagaimana mengatasi kekurangan dukungan sosial dengan efektif. Pentingnya pengambilan keputusan yang tepat dalam pekerjaan, hubungan, keuangan, gaya hidup, dan rencana masa depan akan selalu menjadi hal yang perlu diperhatikan, bahkan mungkin akan menghantui kita.

Di dunia yang ideal, kita ingin semua elemen penting dalam kehidupan ini sudah sempurna sejak awal. Namun, kenyataannya, sebagian besar dari kita memerlukan waktu bertahun-tahun atau bahkan puluhan tahun untuk menata setiap elemen penting dalam hidup, terutama jika kita tidak mendapatkan pembelajaran yang tepat sejak dini dan harus mempelajarinya dengan susah payah.

Dalam proses menuju kedewasaan, kita akan menghadapi berbagai tantangan, seperti pengangguran, kebangkrutan, masalah kesehatan, kehilangan tujuan hidup, dan sebagainya. Maka sangat penting bagi kita untuk memiliki inisiatif, ambisi, ketahanan, kesabaran, dan kecerdasan untuk menyesuaikan diri, sehingga kita dapat mengendalikan hidup kita dan beradaptasi dengan keadaan, terutama ketika keadaan tersebut membawa malapetaka. Keberhasilan dan kehancuran hidup kita selanjutnya tergantung pada keputusan yang kita ambil.

Dalam hidup, kita tidak bisa menghindari kesulitan. Dari sinilah kita harus mengadopsi narasi mental yang benar untuk dapat menghadapi ketidakadilan dan kemalangan hidup. Salah satu cara adalah dengan menemukan mentor yang tepat, baik mentor kehidupan maupun mentor yang lebih jauh, yamg membantu kita mempelajari bagaimana mengelola ekspektasi kita sendiri dan menangani atau mengabaikan ekspektasi orang lain.

Hal-hal penting dalam hidup membantu kita belajar bagaimana mengelola ekspektasi diri dan menangani atau mengabaikan ekspektasi orang lain yang terus berkembang tanpa henti. Dengan begitu, kita bisa menentukan dengan jelas apa yang benar-benar penting bagi kita dan apa yang tidak. 

Penting untuk memahami bahwa setiap kesalahan dan kegagalan yang kita hadapi hanyalah hambatan yang mengajarkan kita cara mengatasinya, bukan jurang maut yang tak dapat dilewati. Kita perlu mengumpulkan keberanian dengan sepenuh hati untuk terus maju, tanpa malu dan tanpa penyesalan untuk mengakui rasa sakit yang kita alami.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline