---
Seorang penulis tidak ada salahnya mengapresiasi kualitas karyanya sendiri karena ini dapat menjadi sumber dorongan yang kuat.
Terkadang, seorang penulis justru meragukan dirinya sendiri. Dia menulis satu paragraf, lalu berhenti dan menganalisis atau meragukan hasilnya.
Nah, bagaimana seorang penulis dapat menghilangkan keraguan diri dan menentukan sendiri apakah tulisan yang dihasilkannya itu sudah bagus?
Kebenaran yang Menyesatkan
Semua orang adalah penulis yang buruk ketika baru mulai menulis. Ini hal yang lumrah. Jadi, bersyukurlah bahwa setidaknya kamu sudah menulis. Kebanyakan orang hanya bermimpi menulis, tetapi kamu benar-benar telah melakukannya---itu sudah luar biasa.
Namun, ada semacam keyakinan yang menyesatkan bahwa seorang penulis harus menjadi sempurna sejak awal. Kebanyakan orang belajar menyusun kata dan kalimat di sekolah dari guru Bahasa yang hanya peduli dengan tata bahasa.
Itulah mengapa orang-orang seakan-akan mendapatkan gagasan kaku bahwa tulisan hanya bagus jika tata bahasanya benar. Tata bahasa mungkin adalah ilmu menulis, tetapi seni menulis berbeda dan bahkan melampaui ilmu tata bahasa.
Ironisnya, di sekolah, beberapa guru sering kali kurang memiliki kepekaan kreatif terhadap bidang tulis menulis. Sebagai contoh, siswa yang melakukan kesalahan patut diberi hukuman menulis atau membaca.
Akibatnya, terlalu banyak siswa yang akhirnya menganggap bahwa kegiatan menulis atau membaca sebagai bentuk hukuman, padahal seharusnya membaca dan menulis adalah bentuk kegembiraan untuk siswa.
Hal ini tidak bermaksud mengkritik guru yang lebih berfokus pada rencana pelajaran atau ujian standard daripada terhadap siswa itu sendiri, tetapi menyarankan para guru untuk mengambil setiap kesempatan untuk mendorong anak-anak menulis kapan pun mereka bisa.