Lihat ke Halaman Asli

S Eleftheria

TERVERIFIKASI

Penikmat Literasi

Cerpen: Yuni Terlanjur Cinta Diam-Diam

Diperbarui: 5 Juli 2024   17:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Dosen laki-laki. (Sumber: KOMPAS/SPY)

Bisa-bisanya di kampus Yuni ada cahaya berwujud manusia, bertubuh tinggi, berkulit putih, berambut rapi, berpakaian serasi, dan berkesan intelektual mengenakan kacamata bening. 

Beliau Pak Andi, dosen baru fakultas sastra, magister Linguistik Terapan lulusan universitas ternama. Perkara tampan, jangan ditanya. Sebelas dua belaslah dengan oppa ganteng Korea Lee Min-Ho, beda-beda tipis saja. Yang menarik, beliau muda, masih lajang pula. 

Setiap kali dosen baru ini melintas, Yuni merasa di kepalanya seperti ada backsound musik romantis yang sedang berputar.

Biasanya aktivitas kuliah begitu monoton, sekarang tak ubahnya sebuah kesibukan yang paling Yuni tunggu-tunggu, tentu saja bila ada jadwal mata kuliah Pak Andi. 

Semangatnya empat lima sekali. Ia bahkan rela datang lebih awal hanya untuk duduk di barisan depan, mencatat setiap kata-kata yang Pak Andi ucapkan, walaupun ia sering terlena menatap wajah dosennya itu.

Kendati Pak Andi masih kerap terjebak dalam teknis pengajaran yang kaku, karena mungkin jam terbangnya belum banyak dan terbiasa pula dengan rutinitas mahasiswa abad ke-21 yang lebih sering belajar daring, belum lagi menghadapi kekritisan mahasiswa semester enam, tapi Yuni tidak mempermasalahkannya. Baginya, Pak Andi tetaplah magnet yang memiliki cara unik memikat hati.

Pernah suatu hari, ketika Pak Andi sedang memberi penjelasan panjang lebar tentang teori sastra kontemporer, tiba-tiba saja ponselnya berbunyi. 

Nada dering ponsel adalah lagu paling sentimental, "My Destiny" oleh Lyn (OST My Love from the Star). Yuni jelas terperangah pada momen berkesan tak terduga itu. Wow! Pak Andi ternyata sungguh-sungguh lelaki yang melankolis.

Sebenarnya itu manusiawi. Hanya, gara-gara Pak Andi mengabaikan panggilan ponsel dengan malu-malu dan tanpa sengaja tangannya malah menjatuhkan tumpukan buku di atas meja kerja, sontak isi kelas pun bergemuruh---macam manusia tak berakhlak saja. 

Pak Andi pun lantas canggung. Wajahnya sempat bersemu merah. Meski begitu, Pak Andi berusaha melanjutkan penjelasannya seolah-olah tidak terjadi apa-apa---dan Yuni malah kian kagum atas sikap tenang itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline