Sebagian besar orang mungkin mengetahui cerita fabel tentang "Kelinci dan Kura-kura" yang berlomba lari. Awalnya, kelinci mengira kura-kura sedang bercanda karena menantangnya berlari, maka ia menertawakannya. Bagi kelinci, itu adalah sebuah kemustahilan karena kelinci terkenal gesit dan kura-kura lamban. Namun, ternyata kura-kura bersungguh-sungguh, jadi kelinci menerima tantangan itu.
Seperti yang kelinci perkirakan sebelumnya, ia tidak membutuhkan waktu lama untuk berada jauh mengungguli kura-kura. Karena terlalu percaya diri, ia memutuskan untuk berhenti di tengah jalan dan tidur di bawah pohon. Ia juga percaya bahwa meskipun kura-kura itu melewatinya, ia masih akan menang dengan mudah.
Namun, ketika terbangun dari tidurnya, kelinci menyadari bahwa ia telah tertidur lebih lama dari yang ingin ia rencanakan. Dengan panik, ia bergegas ke garis finish dan menemukan kenyataan pahit bahwa kura-kura sudah menang.
Pesan apakah yang bisa diambil dari cerita tersebut?
Ya, bahwa seseorang tidak boleh meremehkan lawan yang lebih lemah; dan terlalu percaya diri dapat menyebabkan kejatuhan seseorang. Namun, ada hal lain yang perlu ditelisik dari cerita tersebut, yaitu mengenai pola pikir.
Cerita "Kelinci dan Kura-kura" ini sebenarnya membawa pembahasan lebih lanjut mengenai dua karakteristik pola pikir, yaitu pola pikir tetap (fixed mindset) dan pola pikir berkembang (growth mindset).
Pemahaman pola pikir tetap (fixed mindset) dan pola pikir berkembang (growth mindset)
Pola pikir tetap menunjukkan bahwa kemampuan seseorang adalah bakat bawaan dan tidak dapat diubah, sedangkan pola pikir berkembang lebih mengacu pada peningkatan seseorang melalui usaha. Dalam cerita "kelinci dan kura-kura" ini, pola pikir tetap diwakilkan oleh kelinci dan pola pikir berkembang diwakilkan oleh kura-kura.
Kelinci mengandalkan karakteristik bawaannya, terutama kecepatan berlarinya, sehingga berpikiran arogan terhadap lawannya. Kura-kura, bagaimanapun, memiliki segala rintangan dan tidak mengandalkan bakat dan kemampuan alami. Kura-kura mewujudkan ketekunan, disiplin, usaha dan tekad.
Terlepas dari situasi keberuntungan---tentu saja, jika kelinci tidak tertidur, kura-kura mungkin tidak akan memiliki kesempatan untuk melawannya---yang seolah-olah menunjukkan benturan dua ekstrem, tetapi hal itu mengingatkan kita bahwa kesuksesan bukan semata-mata bergantung pada keunggulan bakat seseorang melainkan juga dapat dicapai melalui ketekunan dan perbaikan diri terus-menerus.
Bagaimana sikap orang-orang dengan pola pikir tetap?
Seseorang dengan kecerdasan di atas rata-rata dan kecenderungan bakat alami untuk memiliki banyak keterampilan, mulai dari kreativitas hingga pemahaman ide-ide kompleks, membuatnya percaya bahwa kemampuan alamiahnyalah yang akan menjamin kesuksesannya.