Pikiran manusia, baik positif maupun negatif, sangat erat kaitannya dengan emosional di dalam diri. Pikiran menghasilkan sistem kerja otak yang selanjutnya berpengaruh pada cara pandang kita menjalani hidup.
Terkait itu, seseorang yang berpikiran negatif lebih dikhawatirkan kesehatan mental dan fisiknya daripada seseorang yang berpikiran positif. Untuk alasan inilah, penting untuk kita menyadari bagaimana mengelola pikiran dan emosi agar jauh dari hal-hal negatif sehingga kita bisa menjalani kehidupan dengan lebih baik.
Penyebab pikiran negatif dan dampaknya
Pikiran negatif sering kali berakar pada ketakutan yang dapat bermanifestasi sebagai kecemasan, kesedihan, kemarahan, atau ketidaknyamanan.
Berpikir negatif bisa disebabkan oleh banyak hal, seperti pengalaman hidup seseorang yang pernah diintimidasi di masa lalu sehingga meninggalkan kesan buruk kepadanya.
Pengalaman negatif ini membuat seseorang merasa tidak aman atau marah sehingga mungkin membuat dialog internal tentang keraguan untuk melindungi dirinya sendiri agar tidak disakiti.
Pikiran negatif kerap dikaitkan dengan harga diri rendah, lemah, depresi, dan kecemasan, yang dapat memengaruhi siapa saja sebagai individu. Jika terus menerus berpikir negatif dalam waktu lama, kemungkinan otak kita---betapapun tidak rasional kedengarannya---dapat mulai mengasosiasikan perasaan negatif terhadap ingatan, orang, benda, dan tempat tertentu.
Kita bahkan mungkin bertindak gegabah sebagai hasilnya karena makin kita merasa tertekan, makin sulit untuk keluar dari siklus depresi atau kembali ke diri kita untuk bahagia lagi.
Apakah pikiran negatif bisa menular?