Seorang filsuf Yunani kuno, Epicurus, membuat pernyataan (quote): "Dari semua cara yang diperoleh kebijaksanaan untuk memastikan kebahagiaan sepanjang hidup, sejauh ini yang paling penting adalah pertemanan."
Selanjutnya, muncul pertanyaan: "Sedemikian pentingkah pertemanan itu sehingga bisa menciptakan kebahagiaan?"
Dari quote tersebut, Epicurus percaya bahwa seseorang dapat mencapai pikiran yang damai dan bebas dari penderitaan, yaitu dengan menyeimbangkan keinginannya secara bijaksana sehingga kebahagiaan akan hadir berkelanjutan.
Filsuf tersebut kemudian menciptakan hirarki keinginan sebagai peta jalan dengan membaginya ke dalam tiga tingkatan, yaitu keinginan alami yang perlu, keinginan alami dan tidak perlu, dan keinginan sia-sia.
Hal-hal seperti kekayaan luar biasa, ketenaran, makanan mewah, pernikahan, dan seks, yang dia anggap usang dan tidak mungkin bisa dipuaskan meskipun menurutnya keinginan itu wajar, Epicurus melihatnya hanya sebagai keinginan alami yang tidak perlu.
Namun, untuk pertemanan, dia mengaitkan nilai yang sama dengan kebutuhan makan dan tempat tinggal, karena dia melihat pertemanan sebagai salah satu portal terbesar untuk kebahagiaan---dan umumnya itu mudah didapatkan.
Berbeda dengan cinta romantik, pertemanan biasanya tidak membangkitkan emosi yang kuat dan lebih tidak berkomitmen meski ada sedikit rasa posesif dan kecemburuan.
Menurut Epirus, pertemanan didasarkan pada kepercayaan, memperlakukan satu sama lain dengan baik, dan menjaga sikap murah hati.
Jika kriteria ini terpenuhi, pertemanan memungkinkan seseorang untuk berbagi informasi tentang dunia, ide-ide, dan pengalaman.
Epicurus sendiri memilih untuk tinggal bersama teman-temannya sambil menikmati kesenangan sederhana meski hanya dengan makan roti keju dan minum anggur.