Lihat ke Halaman Asli

S Eleftheria

TERVERIFIKASI

Penikmat Literasi

Mungkinkah Ada Kecemasan di Balik Wajah-Wajah Tersenyum pada Baliho-Baliho Politisi?

Diperbarui: 30 Agustus 2021   09:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baliho Politisi|sumber foto: detik.com/Istimewa

Perihal baliho-baliho yang tersebar di jalanan dan di sudut-sudut krusial beberapa kota, saya mungkin termasuk yang tidak memperhatikannya secara langsung. 

Selain konsentrasi saya disibukkan dengan urusan mengajar sekolah daring, saya pun tidak sempat pergi kemana-mana yang memang tidak diperbolehkan juga di saat PPKM seperti ini. 

Jadi, penglihatan saya seakan-akan terselamatkan dari baliho-baliho para politisi yang akhir-akhir ini menjadi polemik di masyarakat. Namun, melihat informasi yang tersebar di pelbagai media pemberitaan, pemasangan baliho-baliho ini sedikit banyak menggelitik saya untuk sekadarnya memberikan opini.

Menurut saya, pemasangan baliho-baliho raksasa itu sudah memasuki fase tren--dan fase ini diprediksi akan panjang hingga menjelang perkancahan politik 2024. 

Akan tetapi, pemasangan baliho-baliho di pelbagai tempat dan di beberapa kota jelas menimbulkan reaksi-reaksi khalayak umum. Reaksi yang terjadi pun beraneka macam; ada yang tidak peduli, ada yang mendukung, dan ada juga yang marah dan kecewa--saya termasuk yang gemas-gemas geram.

Kalau boleh jujur, di samping kegeraman yang menyelimuti perasaan, saya menangkap adanya satu kesamaan rasa antara saya, sebagai pengajar, dengan para politisi bersenyum manis yang terpampang di kain-kain baliho: sama-sama cemas. 

Bedanya, saya cemas terhadap arah pendidikan di masa pandemi, dan mereka--mungkin--cemas terhadap ketidakpopuleran atau menurunnya popularitas di masa pandemi. Nah, mengenai kecemasan akan ketidakpopuleran atau penurunan elektabilitas menjelang 2024, sedemikian ketar-ketirnyakah perasaan para politisi tersebut?

Tidak bisa dipungkiri, di masa sekarang ini seakan-akan masyarakatlah yang harus memaklumi tingkah pola para politisi tersebut.

Para politisi membutuhkan wadah yang tepat untuk mendongkrak popularitas yang memang saat ini seperti sudah tidak dipedulikan lagi oleh masyarakat luas. Salah satunya adalah melalui pemasangan baliho. 

Meskipun jargon yang tertulis mungkin terkesan absurd sehingga tidak dapat sepenuhnya dipahami oleh masyarakat, mereka setidaknya bisa lebih puas jika wajah-wajah tersenyum itulah yang menjadi daya pikat di kancah pemilihan politisi selanjutnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline