Lihat ke Halaman Asli

S Eleftheria

TERVERIFIKASI

Penikmat Literasi

Pecundang Cinta

Diperbarui: 22 Mei 2021   21:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi by bp-guide.id

Andien Sarasmaeda, wanita karier berpenampilan elegan, berhasil memikat hasratku. Pesona yang begitu kuat menggoda mata ini saat pertama kali memandang si pemilik tubuh sintal itu.

Perjumpaan tak sengaja di sebuah galeri pustaka menggiringku mengenalnya lebih jauh. Andien wanita cerdas, tersirat dari luasnya wawasan di setiap tema yang kami perbincangkan—dari sanalah aku mulai terbuai.

Rasaku terhadap Andien makin terasah seiring jejak perjalanan. Berikutnya yang kusadari adalah bius dari rasa asing yang membuat indah segalanya tentang Andien. Tidak sia-sia aku menahan detak jantung tak normal manakala ungkapan cinta berujung lega dan bahagia.

Andien menerimaku dengan sejuta senyuman menggetarkan jiwa. Rasanya tidaklah berlebihan jika kukatakan akulah pria yang beruntung memilikinya. Seperti itulah yang kuceritakan kepada Nino, seorang sahabat di community marketing.

"Wow, selalu mengatakan keberuntungan. Herannya, dari sekian nama tidak satu pun yang berujung di pelaminan." Nino terkekeh-kekeh menyindir.

"Akui saja kemenanganku, Teman. Aku tahu rasanya hidup sendiri, kan?"

Nino tersenyum hambar. Balasan kalimat menohokku sepertinya tepat mengenai sasaran. Sejenak aku melepaskan tawa melihat perubahan mimik wajahnya. Ah, Nino … sekali pun tidak pernah kulihat dia menggandeng wanita. Sahabatku satu ini memang agak selektif dengan prinsip: sekali menjerat langsung mengikat—berbeda sekali dengan diriku yang mudah sekali gonta-ganti pasangan.

****

Perjalanan cintaku dan Andien secara garis besar terbilang mulus, walaupun riak-riak kecil pertengkaran kadang terjadi. Itu disebabkan karena akulah yang pencemburu.

Pekerjaan sebagai konselor di sebuah perusahaan tentu membuatnya sering berhadapan dengan para klien, termasuk kaum adam berkelas. Nyatanya, aku boleh jemawa sedikit sebab dia lebih memilih setia. Kekasih hatiku ini selalu mampu mengimbangi kehidupan asmara dengan dunia pekerjaan.

Ironisnya, mengapa aku yang tak mampu menghargai kesetiaan Andien?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline