Perempuan adalah mahkluh paling lembut, paling anggun dan paling-paling yang lainya, ya seperti itulah perempuan. Membahas tentang ke nikan perempuan saat ini adala hal yang sangat menarik di jaman yang sangat modern ini. Jaman modern yang sudah sangat modern kini menjjadikan suatu yang abnormal menjadi normal dan bahkan yang normal bisa menjadi abnormal, begitulah fenomena sekarang di lingkungan sekitar kita ini.
Perilaku abnormal kini dapat disebabkan dari factor lingkungan serta budaya, dimana ketika minoritas menjadi sebuah abnormalitas. Membahas tentangperubahan ini sangatlah erat kaitanya dengan perempuan jaman sekarang yang telah merubah abnormalitas menjadi normal, bahkan yang normal menjadi abnormal.
Banyak sekali hal-hal yang abnormal dilakukan perempuan tempo dulu sekarang menjadi normal. Diantaranya pada jama sekarang perempuan berkeliyaran pada malam hari itu sudah sangat wajar dan normal, padahal sejatinya perempuan itu tidak pantas untuk malam hari berkeliyaran. Hal ini biasanya terjadi dikalangan remaja sampa awal dewasa (belum menikah). Banyak sekali alasan mereka untuk dapat keliyaran di malam hari seperti beli makan, belajar kelompok, ngerjain tugas dan lain sebagainya. semua itu hanyalah modusisasi untuk mereka dapat keluar dan bermain di malam hari kesana kemari dengan teman sebayanya. Salah satu guru ngaji saya mengatakan bahwa bawasanya perempuan itu tidak etis keluar malam apapun alasanya, bahkan beliau mengatakan alasan ngajipun tidak etis kalau perempuan keluar di malam hari sampai larut-larut ( jam 9 keatas). Namun sekarang banyak sekali perempan berkeliaran diatas jam malam tersebut tanpa alasan yang sangat tidak logis.
Hal yang di ungkapkan beliau (guru)sangatlah singkron dengan kehidupan perempuan jaman dulu. Saya pernah di ceritakan oleh ibu saya sendiri bahwa dulu perempuan magrib belum pulang itu sangatlah hina, namu sekarang (hahaha). Mungkin sebagian perempuan jaman sekang mengatakan “beda jaman dulu sama jaman sekarang” iya beda jauh, jaman sekarang makin hancur, derajat perempuan semakin tidak ada harganya mungkin itu yang akan saya katakan. Perempan yang jarang keluar rumah dibilang kuper, culun, cupu, anak mama dan yang sering berkeliyaran disebut anak yang baik banyak pengalaman, anak pintar dan sebagainya. hal ini yang menjadikan sesuatu yang normal sekarang menjadi abnormal, miris memang rasanya.
Kemudian dari segi berpakaian, mungkin juga karena jaman sudah tua sehingga terjdi pemanasan global dan mengakibatkan pakaian-pakaian perempuan sekarang di bikin tipis dan minim-minim. Tanpa disebutkan secara gambling mungkin semuanya sudah tahu, cara berpakaian perempuan jaman sekarang. Mulai dari ABG sampai emak-emak berpakaian yang sangat terbuka sehingga mengurangi rasa panas akibat pemanasan global tersebut (hehehe). Mereka sangatlah percaya diri dengan berpakaian seperti itu, memamerkan tubuhnya degan rasa bangga. Benar-benar sangat miris, saya tidak tau bagaimana mereka berfikir dengan akal yang telah diberikan-Nya. Mereka diberikan sesuatu yang sangat berharga tapi malah di pamer-pamerkan bukan disimpan ataupun si rahasiakan. Kata guru ngaji saya ibaratnya “mereka memasang pengumuman bahwa tubuhnya bagus, tapi orang lain tidak boleh melihat” Begitu beliau mengatakan. Dalam artian mereka mengumbar kemolekan tubuhnya namun jika di komentari tidak boleh bahkan marah.
Yang paling unik dan aneh adalah ketika seorang perempuan dengan pakaian minim dan sangat terbuka dikatakan “mbaknya kayak pelacur” pasti akan marah besar. Sekarang apa bedanya seorang pelacur dengan perempuan-perempuan yang memakai pakaian minim dan terbuka toh sama saja kan dari segi berpakaianya, tapi mereka akan marah besar jika dikatakan seperti itu. Seharusnya mereka harus berfikir keras kenapa dikatakan sehina itu, bukanya malah marah. Sekarang kalau ada perempuan di puji “kamu makin seksi, kamu makin cantik kalau pakai pakaian yang minim dan terbuka seperti itu” mereka malah senang dan bangga, miris bukan ?.
Gaya berpakaian perempuan pada jama sekarang sangatlah bervariasi, selain yang bangga dengan pakaian terbuka dan mini ada juga yang berpakaian tertutup. Pakaian tertutup yang di maksud adalah berhijab, banyak perempuan yang berhijab hanya untuk sekedar menutup dan menjadi tren di masa kini. Ke ikhlasan untu berhijab tidakla berniat untuk menutup aurat tapi untuk “fashion” dan gaya hidup. Guru ngaji saya juga berkata “mereka yang berjilbab itu sebenarnya telanjang” maksudnya adalah mereka masih mengumbar lekuk tubuhnya. Tidak heran, banyak sekali gaya atupun model berhijab pada jaman sekarang ini. Perempuan sekarang memakai jilbab kemudian memakai kaos ketat di tambah jaket atau switer kemudian memakai celana pensil ketat, sehingga lekuk dan kemolekan tubuhnya di umbar dan dipamerkan, apakah itu berhijab yang benar ?. saya rasa orang-orang muslim tau bahgaimana berhijab yang benar itu.
Nah itulah kehancuran martabat perempuan pada jaman sekarang ini, mereka tidak menghargai ke indahan tubuhnya padahal mereka slalu pengin dihargai oleh semua orang. Kendahan tubuhnya yang selalu di umbar malah menjadi suatu kebanggan tersendiri bagi mereka para pelaku. Hsl ini tifsk lupt juga dari peran sosok oaring tua, bagaimana bisa mereka sepert yang telah di uraikan diatas jika tanpa ijin orang tua. Pada saat ini anak-anak ABG keluar malam diperbolehkan, bahkan bila yang ada ngajak suruh mampir kerumah (bagi yang cowok). Dan saat anaknya hamil diluar pernikahan yang laki-laki menjadi sasaran pertama kemarahan orang tua perempuan, sekarang pertanyaanya “kenapa diberi ijin keluar dengan laki-laki kalau tidak mau beresiko?”. Bah, itulah kondisi orang tua pada jaman sekarang ini, mengumbar anak-anak perempuanya.
Mungkin yang tidak suka dengan tulisan ini akan mengatakan “sok suci. Sok alim, sok sok sok lainya”. Ya itulah perempuan jaman sekarang di ingatkan sesame manusia malah akan di benci, maunya apa langsung di ingatkan oleh-Nya?. Pesan yang disampaikanuntuk perempuan adalah “hargai tubuh kalian kalau kalian mau dihargai orang lain dan tidak mau di hinakan”. Tuhan telah memberikan keindahan yang mungkin tak akan bisa ternilai dengan uang namun kalian malah mengumbarnya tanpa harga, dimana letak rasa bersyukurnya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H