Lihat ke Halaman Asli

Cinta, ...

Diperbarui: 1 Oktober 2016   20:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Suatu hari saya bertemu dengan teman-teman akrab di mall. Kami bercerita banyak dan saling berbagi pengalaman. Satu topik menarik yang kami perbincangkan adalah pengalaman jatuh cinta dan putus cinta. Ada yang sempat menjalaninya lalu putus, ada pula yang hanya merasakannya tanpa diungkapkan dan membiarkannya berlalu. Setelah kami saling sharing berbagai pendapat dan pandangan pun muncul, salah satunya mengatakan "Cinta itu harus diungkapkan dan dikatakan kepada orang yang kita cintai, tidak harus di pendam sendiri tanpa memberitahukan perasaan suka kita padanya?".

Ada ungkapan yang mengatakan "Sungguh menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaimu, tetapi lebih menyakitkan adalah mencintai seseorang dan kamu tidak pernah memiliki keberanian untuk menyatakan cintamu kepadanya." Saya sendiri pernah mengalami hal ini, dan secara jujur saya ungkapkan. Memendam perasaan cinta, bukan hal yang benar tapi bukan hal yang pula tidak baik. Menjadi tidak benar jika direalisasikan dalam hal atau tindakan yang negatif. 

Ada berbagai alasan (reason) orang tidak mengatakan cintanya secara verbal (kata-kata), sebab cinta tidak hanya diungkapkan lewat perkataan tapi tindakan seperti perhatian, kasih sayang juga merupakan salah satu cara yang nyata dan konkret dalam mengungkapkan cinta. Pengungkapan cinta dengan kata-kata "Saya Cinta Kamu", bukan  sekedar pengungkapan kata secara kosong belaka. Ketika kita suka melihat seseorang dan jatuh cinta padanya, cinta langsung diungkapkan secara serampangan, asal "nembak" dengan berkata, "diterima syukur, nggak diterima juga nggak apa-apa, dicoba saja siapa tahu beruntung". Pengungkapan cinta itu berasal dari ungkapan hati yang terdalam dan digerakkan oleh jiwa yang mencintai secara tulus dan penuh dengan tanggung jawab. Mencintai seseorang bukan hanya karena ketertarikan fisik semata (jika hanya ini saja motivasi cinta, maka ketertarikan orang itu ituAda tanggung jawab dan komitmen yang kuat untuk mengatakan cinta itu.

Pengalaman patah hati atau ditolak merupakan hal yang menyakitkan. Butuh waktu berbulan-bulan bahkan tahun untuk bisa menyembuhkannya. Tapi pengalaman sakit itu bukan berarti harus membuat kita berhenti untuk mencintai, berhenti untuk merasakan cinta. Cinta merupakan bagian dari kehidupan manusia, dan itu terasa begitu menyatu dan melekat hingga tanpanya bagaikan manusia tanpa jiwa. Tuhan telah menaruh cinta dalam diri kita, dia ingin kita merasakan cinta itu, sebab Ia telah menciptakan kita pula dengan cinta.

Cinta terkadang tak harus kita miliki, merasakannya, menjadi bagian dari cinta itu merupakan awal yang indah untuk mencintai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline