Lihat ke Halaman Asli

Itulah Cara Aku Mencintaimu

Diperbarui: 30 September 2016   23:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sahabat, tahukah kamu apa artinya hidup? atau untuk apa hidup itu?

Sahabat, andai saja kau tahu bahwa hidup itu bukan sekedar menjalani apa yang kita sukai, atau mendapatkan apa yang kita inginkan atau memiliki segala sesuatu yang kita rasa menyenangkan. Hidup itu bukan pula hanya untuk mengejar kesuksesan, mendapat kekayaan dan menikmati segala kesenangan yang ada di dunia ini. Semuanya itu bukanlah yang paling penting dan terutama.Sahabat, hidup itu suatu proses belajar untuk mencintai seseorang (to love somebody), sebab panggilan dasar sebagai manusia adalah untuk mencintai. Sejauh mana kita telah belajar mencintai orang lain, sejauh mana kita setia terhadap panggilan kita untuk mencintai. Allah yang adalah Cinta Kasih telah menciptakan kita dari citra-Nya, dengan demikian dalam diri kita telah digariskan suatu panggilan untuk mencintai. Kita pula dijadikan karena cinta oleh kedua orang tua kita yang saling mencintai, dibesarkan dan bertumbuh dalam cinta, agar kelak suatu saat -melalui pengalaman dicintai oleh Tuhan dan sesama- kita pula dapat mencintai orang lain. Bukan cinta yang palsu dan semu, tapi cinta yang tulus dan murni. Sahabat, itulah cara aku juga mencintaimu!. (That's the way i love you)


*ada yang mengatakan, "hey kawan, jika mencintai orang lain semudah itu, semua orang pasti melakukannya!"

"hai sahabat, mencintai orang lain memang tidak semudah yang dikatakan, bukankah hidup itu suatu proses pembelajaran, suatu perjuangan? sebagai mana ketika seorang anak kecil baru belajar berjalan untuk pertama kalinya yang mana harus mengalami jatuh bangun, namun apakah anak kecil itu lantas menyerah atau berputus asah untuk belajar berjalan? Sahabat begitu pula dengan mencintai. Mencintai juga suatu proses. Suatu proses menuju pada kedewasaan dalam mencintai secara tulus dan murni." ujar saya.

*ada pula yang mengatakan, "hey kawan, kamu tidak dapat mencintai orang lain, jika kamu tidak mencintai dirimu sendiri terlebih dahulu. Bagaimana kamu dapat memberi jika kamu sendiri tidak memilikinya?"

"Hai Sahabat, yang kamu katakan itu tidak salah, bahwa kita harus pula mencintai diri kita sendiri. Kita akan mampu untuk mencintai diri sendiri, ketika kita mengalami berbagai pengalaman dicintai dari orang lain. Percayalah dalam diri kita telah tertananam suatu potensi atau daya untuk mencintai orang lain yang diberikan Tuhan pada kita - sebab ia terlebih dahulu mencintai kita-, potensi itu akan nampak ketika kita mulai mengenal cinta untuk pertama kalinya, cinta berasal dari orang tua kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline