Lihat ke Halaman Asli

Shulhan Kholidi

SEO Sevendream City

Kisah Heroik Jalan Mastrip

Diperbarui: 29 Juli 2019   11:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jalan Mastrip Jember (Dokpri)

Bagi orang Jember, khususnya yang tinggal di area perkotaan, atau bagi yang sering lalu lalang di area tersebut, tentu tidak akan asing dengan keberadaan Jalan Mastrip. 

Di jalan tersebut bahkan terdapat dua kampus ternama di Jember, yakni Kampus Poli Teknik Negeri (Poltek) Jember di sebelah utara jalan, dan Kampus Kedokteran Gigi Universitas Jember (Unej) di sebelah selatan jalan. 

Siapa sangka bahwa nama Jalan Mastrip tidak hanya ada di Jember, tetapi ada juga di kota-kota lain seperti Blitar, Surabaya, Bojonegoro, Madiun, Nganjuk, Tuban, Probolinggo, Lamongan, dan lain sebagainya. 

Di balik nama jalan tersebut ternyata tersimpan sisa-sisa memoir sejarah heroik Bangsa Indonesia, yang barangkali di era milenial saat ini, telah terhapus dari ingatan kebanyakan orang.

Selepas Indonesia memploklamirkan kemerdekaannya dari Jepang pada 17 Agustus 1945, ternyata Belanda tidak serta merta mengakui deklarasi kemerdekaan tersebut. 

Bersama dengan tentara sekutu, mereka datang kembali ke Indonesia untuk mengambil alih kembali wilayah yang dulu pernah ia jajah. Tentu niat Belanda tersebut disambut dengan penentangan dan perlawanan mati-matian oleh segenap elemen Bangsa Indonesia.

Pertempuran heroik melawan Belanda terjadi meluas di banyak tempat. Pada tanggal 19 September 1945 di Surabaya terjadi sebuah insiden perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato. 

Puluhan tahun setelah peristiwa heroik itu, hotel yang terletak di Jl. Tunjungan tersebut masih terlihat orisinil layaknya kondisinya di tahun 1945, hanya namanya yang kini telah berubah menjadi Hotel Majapahit. 

Kemudian  bulan berikutnya, pada tanggal 10 November 1945 terjadi perlawanan arek-arek Surabaya melawan Belanda yang dilatarbelakangi tewasnya Brigjen AWS. Mallaby, momen itu kini diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional.

Dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan, Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang merupakan cikal bakal TNI, kala itu mendapat dukungan dari berbagai kalangan sipil yang membentuk laskar atau barisan paramiliter seperti Hizbullah, Sabilillah, dan lain sebagainya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline