[caption caption="Foto milik Kompasianer Amboina, didesain oleh Kompasiana."][/caption]Persis hari ini, Kompasianer Amboina (KOMA) merayakan hari jadi yang pertama. Teringat setahun lalu (12/4/2015), puluhan Kompasianer sekota Ambon begitu antusias mengikuti kopi darat yang difasilitasi komunitas Ayo Stop Kekerasan (ASK) di Amans Hotel Ambon yang akhirnya menjadi cikal bakal lahirnya Kompasianer Amboina. Kopdar akbar yang mengangkat tema “Menulis cepat, Menarik, Bermanfaat Dalam Mengekspresikan Tantangan dan Potensi Maluku”, ini dihadiri langsung oleh duo Admin Kompasiana yaitu Mas Iskandar Zulkarnaen dan Mas Nurullah sebagai narasumber utama (lihat videonya di sini).
Di penghujung serunya acara, Mas Iskandar Zulkarnaen langsung mendeklarasikan Kompasianer Amboina sebagai komunitas Kompasiana perwakilan Maluku yang diketuai oleh Yusnita Tiakoly atau sering kami sapa Cha Nita.
[caption caption="Mas Isjet sebagai narasumber dalam Kopdar dan Deklarasi KOMA. foto milik Roesda leikawa"]
[/caption]
[caption caption="Suasana kegiatan dan kopdar Kompasianer Amboina. foto milik Shulhan Rumaru"]
[/caption]Nama Kompasianer Amboina sendiri tak lepas dari rekam jejak historis dimana pada masa pendudukan Portugis dan Belanda, Ambon disebut sebagai Cidadel Amboina yang artinya Benteng/Kota Ambon. Kata Amboina juga tercantum dalam manuskrip António Bocarro yaitu "A Capitania de Amboino". Dan Kota Ambon memang menjadi ladang hidup bangsa Portugis dan Belanda karena keindahan dan kekayaan alamnya yang melimpah. Dengan begitu, mimpi besar kami adalah Kompasianer Amboina bisa menjadi bagian dari sejarah manis perubahan Maluku. Pun dengan akronim KOMA, diharapkan teman-teman Kompasianer Amboina tidak cepat puas atas prestasi, skeptis, dan selalu berkonstribusi di masyarakat, sebab koma tak mengenal akhir cerita.
Pascadeklarasi, dua hari kemudian Cha Nita langsung mengadakan Kopdar pertama di Rumah Kopi Lela tanggal 14 April 2015 untuk membahas satu tahun agenda KOMA. Pada Kopdar kedua 18 April 2015 di Amans Hotel, KOMA ujicoba jaringan live streaming Kompasiana TV bersama Admin (ex) Mbak Ella Yusuf (lihat videonya di sini). Seterusnya, meski berbeda latar belakang pendidikan dan pekerjaan, hampir setiap pekan para anggota KOMA kopdaran dari kafe ke kafe, sekedar silaturrahim dan membahas agenda kegiatan ini dan itu. Para anggota KOMA sendiri punya latarbelakang yang cukup beragam, mulai dari aktivis sosial, aparatur negeri sipil (ANS), mahasiswa, entrepreneur, pegawai swasta, guru, wartawan, penulis, dll.
[caption caption="kopdar Pengurus KOMA di Amans Hotel. Foto milik Shulhan Rumaru"]
[/caption]Kegiatan KOMA
Sebagai stimulan di masa-masa awal terbentuk, KOMA adakan lomba menulis bertema "Tantangan dan Potensi Pariwisata Maluku" di kalangan internal komunitas. Alhamdulillah, respon anggota sangat bagus, tulisan yang terkumpul cukup banyak dan penjuriannya langsung ditangani Admin Kompasiana di Jakarta (videonya lihat di sana dan di sini). Selanjutnya, beberapa agenda kegiatan KOMA pun mulai rutin berjalan, yaitu roadshow literasi menulis di beberapa sekolah dan universitas, di antaranya: Madrawah Aliyah Al-Mabrur Ambon, SMK Alwathan Ambon, SMA 3 Rumah Tiga, SMK 3 Waeheru, SMA Kristen Passo, IAIN Ambon Jurusan Jurnalistik dan Fakultas MIPA Jurusan Kimia Universitas Pattimura Ambon (videonya lihat di sini dan di situ).
Selain itu, roadshow KOMA juga bekerjasama dengan Pramuka Ranting Teluk Ambon pada Agustus 2015 yang diprakarsai Kompasianer Amboina Cha Inda. Pun pada Desember 2015, Pramuka se-Maluku tingkat SMA bekerjasama dengan KOMA mengadakan kegiatan literasi menulis yang dihadiri pramuka dari berbagai kabupaten se-Maluku.
[caption caption="Salah satu kegiatan roadshow KOMA ke sekolah. sumber foto: Roesda Leikawa"]
[/caption]
[caption caption="kegiatan KOMA di sekolah. sumber foto: Roesda"]
[/caption]Kompasianer Amboina juga sering diundang dalam berbagai kegiatan sosial di Kota Ambon seperti pameran pendidikan di Taman Budaya karang Panjang Ambon yang diadakan Yayasan Heka Leka, aktif dalam kegiatan advokasi jalan Negeri Ema yang Alhamdulillah kini negeri Ema sudah punya akses jalan yang layak dilewati kendaraan roda dua maupun roda empat, dan aksi peduli SD Ukulahin di pulau Buru yang hingga saat ini para siswanya tak berseragam layaknya murid SD umumnya dan baru punya dua ruang kelas. Kalau Kompasianer ada yang mau menyumbang buku, sila hubungi kami di kolom komentar, ya….
[caption caption="Potret sekolah anak-anak Ukalahin, Buru, Maluku. Sumber foto: Buchari"]
[/caption]