Resensi Film “Tanda Tanya”
Data Film:
Judul: Tanda Tanya (2011)
Sutradara: Hanung Bramantyo
Produser: Celerina Judisari, Hanung Bramantyo
Penulis Naskah: Titien Wattimena
Tanggal rilis: 07 April 2011
Pemeran Utama:
Reza Rahadian (Soleh)
Henky Solaiman (Tan Kat Sun)
Revalina S Temat (Menuk)
Rio Dewanto (Hendra)
Endhita (Rika)
Agus Kuncoro (Surya)
Film “Tanda Tanya” mempunyai tema mengenai mengenai pluralisme agama. Tema tersebut sangat mendalami inti cerita dan juga terdapat dan bersambung dengan berbagai macam aspek dalam film tersebut. Tema pluralisme agama dalam film ini juga sangat terkait dengan unsur permasalahan keluarga yang terdapat. Unsur Permasalahan keluarga terdapat karena keluarga yang diceritakan di film ini terdiri atas pluralisme agama sehingga susah untuk mereka mengerti satu sama lain. Oleh karena itu mereka harus dapat menyelesaikan permasalahan tersebut bersama.
Film “Tanda Tanya” terutama menceritakan mengenai dua budaya keluarga. Keluarga yang pertama merupakan seorang ibu (Rika) yang telah cerai dengan suaminya dan juga beralih agama, bersama dengan anaknya yang tetap menganut agama awalnya yang berbeda dengan ibunya sekarang. Keluarga yang kedua terdiri atas bapak, ibu, dan anak yang beragama Budha dan mempunyai budaya leluhurnya dari China. Keluarga yang pertama mempunyai masalah dalam mengerti dan mempunyai hubungan baik dengan satu sama lain, sedangkan keluarga yang kedua mempunyai masalah dalam menghormati dan menerima budaya lain walaupun ada banyak orang muslim yang mendiskriminasikan mereka karena budaya mereka.
Film “Tanda Tanya” berawal dengan Rika mempunyai kekasih nya yang baru setelah ia cerai dengan suaminya. Kekasih Rika bernama Surya seorang aktor dan ia menganut agama muslim seperti anaknya Rika, namun Rika menganut agama Katolik. Anaknya Rika merasa bahwa ibunya telah berubah setelah ia telah cerai dengan suaminya dan menganut agama yang lain. Rika pun juga mulai sangat sibuk dengan mengurus pekerjaan toko bukunya sehingga waktu bersama ia dengan anak dan kekasihnya tidak terlalu banyak.
Anak dari keluarga yang kedua (Hendra) membantu ayahnya menjalankan bisnis restoran yang terutama menjual daging ayam serta daging babi. Masalahnya restoran tersebut menjual makanan haram seperti babi sehingga sebagian orang muslim mendiskriminasikan keluarga dan restoran mereka. Ayah dari keluarga tersebut tidak terlalu memperdulikannya namun Hendra berpikiran sebaliknya, ia juga membencikan orang-orang muslim. Ia ingin mempunyai bisnis restoran sendiri yang menjual daging babi dan juga tidak mengikuti libur idul fitri yang kelihatannya tidak menghormati orang-orang muslim demi kesuksesan.
Pada pertengahan film tersebut, Rika dan anaknya pun sudah mempunyai hubungan yang lebih baik dan anaknya tidak terlalu membencikan ibunya lagi. Suatu saat sebelum paskah, Rika mengajak Surya untuk mengikuti sebuah peran pada jalan salib di gereja, awalnya Surya tidak terlalu setuju dengan ide tersebut karena ia takut, namun karena peran yang diajukan kepadanya adalah sebagai Yesus ia memikirkan nya kembali karena ia tidak pernah akting sebagai sebuah pahlawan sebelumnya. Akhirnya ia setuju untuk ikut serta dalam akting tersebut dan Rika pun juga ikut senang. Namun dalam sisi lain, saat mau lebaran idul fitri Hendra mengurus restoran tersebut karena ayahnya sedang sakit.
Hendra membuat peraturan bahwa restoran tersebut hanya berlibur selama 1 hari dan hari besoknya lebaran restoran tersebut kembali buka demi kesuksesan yang ia ingini. Bagi sebagian orang muslim disitu, peraturan tersebut dianggap tidak menghormati lebaran mereka sehingga banyak dari mereka datang dan merusak restoran tersebut. Ayah yang sakit dari keluarga itu pun tidak sengaja terpukul oleh Soleh, orang yang sering berdebat dengan Hendra dengan masalah budaya mereka. Ayahnya pun meninggal karena ia sudah punya sakit yang drastis awalnya dan dengan semua hal yang terjadi, Hendra akhirnya menyadari bahwa hal yang ia perbuat itu salah dan dia ingin meminta maaf dengan Soleh dan memperbaiki semua hal salah yang ia lakukan.
Keesokan harinya, Soleh sedang bekerja dalam menjaga acara paskah yang diperankan oleh Surya pada gereja. Tanpa diketahui, ada teroris yang meletakan bom di dalam gereja tersebut, kebetulan Soleh melihatnya dan karena ia teringat oleh kesalahanya terhadap restoran tersebut kemaren dan juga kesadaranya bahwa melindungi adalah pekerjaanya, ia dengan cepat mengambil bom tersebut dan lari secepat mungkin keluar gereja dan dengan demikian bom tersebut meledak. Hendra pun akhirnya tidak dapat memperbaiki hubunganya dengan Soleh. Hendra akhirnya melanjutkan restoran ayahnya dan menepati janjinya bahwa ia akan membuat restoran Chinese yang halal untuk dimakan oleh orang muslim, dan juga dengan kepahlawanan Soleh, didirikan sebuah cafe dekat gereja dengan namanya.
Film “Tanda Tanya” ini mempunyai sangat banyak kelebihan mulai dari unsur intrinsik dan juga ekstrinsik. Kelebihan dalam unsur intrinsik yang dimiliki film “Tanda Tanya” adalah bahwa film tersebut mempunyai tema yang mudah dimengerti dan juga sangat berkorelasi dengan unsur keluarga yang berada pada film tersebut. Tidak hanya itu tapi film tersebut juga mempunyai karakter-karakter yang bersifat unik dan juga mempunyai wataknya tersendiri. Kelebihan ekstrinsik yang dimiliki film “Tanda Tanya” adalah dalam judul filmnya karena judul filmnya terlihat sangat menarik sehingga banyak orang yang penasaran dengan “Tanda Tanya” atau judul film tersebut walaupun tidak terlalu ada hubunganya dengan inti filmnya.