Menjijaikan
Mengikuti perkembangan politik terutama disaat kampanye baik ntuk legislatif maupun untuk pemilihan preside, sangatlah memuakan atau bahasa anak-anak zaman now adalah "menjijaikan".
Orang-orang yang awalnya tampil sebagai cendekiawan, tokoh agama, praktisi-praktisi hukum, kesehatan dan sebagainya, mendadak menjadi orang-orang yang suka memmpengaruhi orang lain, baik saudara, keluarga maupun teman, untuk memihak kepada mereka dan memusuhi orang yang tidak mau memihak.
Semua merasa palign benar, dan lucunya walaupuan orang-orang yang berpendidikan tinggi, lebih mengutamakan emosi daripada logika. Dengan taman atau saudarapun mereka langsung berbicara dengan "nada tinggi", mengharapkan lawan bicaranya sepakat dengan pendapatnya.
Pecah-Belah
Sementara para politikus di luar sana mencari berbagai kelemahan lawan politiknya, untuk diterkam dan dicabik-cabik, mempertontonkan keganasan mereka ketika menghancurkan lawan politiknya.
Mereka bahkan dengan semangat tinggi mencari-cari kesalahan lawannya. Sekecil apapun akan mereka goreng dan bumbuhi dengan berbagai istilah buruk, dengan tujuan membuat rakyat ikut membenci lawan politiknya sehingga akan memilih mereka kelak.
Politik yang dilakukan lebih dari sekedar menawarkan gagasan dan ide yang akan membuat Indonesia semakin maju, namun membuat orang saling curiga-mencurigai satu sama lain. Dengan Media Sosial yang sudah ada di genggaman, maka rasa curiga itu masuk sampai ke dalam keluarga, sehingga tidak sedikit keluarga yang terpecah.
Sangat sedih ketika menyaksikan di Whatsapp group keluarga yang saling menyudutkan, menyalahkan dan menekan keluarga senditi untuk percaya kepada segala propaganda politikus.
Luka Batin Yang Mendalam
Ketika ada pasangan yang dengan gencar menyerempet-nyerempet agama, dan menggunakan berbagai jargon agama untuk menghakimi rakyat Indonesia, maka dampaknya adalah melukai batin rakyat Indonesia.
Bagaimana tidak terluka ketika ada orang yang dinilai berdosa, atau diragukan agamanya atau diragukan ibadahnya bila tidak memilih pasangan tertentu? Sebagai manusia hati kecil mereka akan terluka.
Bisa jadi dia takut atas pendiriannya yang tidak memihak paslon pengasong agama, sehingga dengan berat hari dia meninggalkan paslon yang dia percaya bersih. Atau dia menjadi ragu atas agama yang ia anut, karena melihat demikian mudah agamanya dipermainkan untuk kepentingan politik yang bertujuan untuk mencari kekuasaan semata.