Lihat ke Halaman Asli

SH Tobing

Berbagi Untuk Semua | shtobing@gmail.com | www.youtube.com/@belajarkoor

Aku Memang Tidak Sempurna

Diperbarui: 20 September 2020   20:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dapat inspirasi menulis cerita pendek ini. Sebenarnya lebih mirip ke puisi, tapi saya tidak berani menempatkan ke pusisi karena mungkin melanggar banyak pakem dan tatanan. 

Semoga dapat menghibur anda. Salam Sehat Selalu!

Aku memang bukan orang yang sempurna. Di mana-mana selalu ada orang yang tidak puas dengan apa yang ku lakukan. Memang tidak banyak yang tidak puas, akan tetapi walaupun hanya satu dari sepuluh, tetap saja itu membuat ku sedih.

Aku memang bukan orang yang sempurna. Hal itu harus ku akui, karena kadang hal yang kuanggap sudah terbaik, selalu ada saja kekurangannya. Dan kekurangan itu beberapa kali diangkat menjadi cacat besar bagi diriku.

Oleh karena itu aku sangat takut bila menjadi orang yang tidak sempurna. Karena akan membuat orang membandingkanku dengan orang lain yang sempurna.

Berbagai upaya sudah kulakuakan. Tetap saja ada orang yang tidak puas dengan tutur kataku, dengan kesimpulanku, dengan perhatian yang ku berikan. Ketidakpuasan mereka seringkali menyakiti hatiku.

Menurutku aku sudah berusaha maksimal untuk membuat mereka puas atas apa yang kulakukan. Tetapi selalu ada yang kurang. Bahkan hanya karena satu kata dari serangkaian kalimat, aku dianggap kurang. Kadang hanya satu reaksi dari serangkaian interaksi, aku tetap dianggap kurang.

Aku akui aku memang tidak sempurna. Oleh karena itu segala kekesalan orang atas kesalahan satu kata ku, atas perbedaan sebuah reaksi dariku, sangat menyakitkan hatiku. Tapi aku terus berusaha tersenyum, walau kadang-kadang aku menangis.

Setiap kekesalan dan complain orang atas sebuah ketidak sempurnaanku itu, kututupi dengan senyum dan tertawa. Mungkin orang yang mengetahuinya akan mendengar tawa ku sumbang dan senyumku masam. Tapi aku terus berusaha tersenyum lebar selebar-lebarnya agar kekecewaanku tertutup. Tertutup bukan hilang. Tertutup bukan sembuh. Tertutup bukan sirna. Hanya tertutup.

Setiap waktu aku berusaha untuk menjadi pribadi yang sempurna, kata demi kata, angka demi angka, perhitungan demi perhitungan, kalimat demi kalimat, semua ku teliti dengan seksama. Tetapi selalu ada saja kesalahan yang ditemukan orang lain.

Setiap waktu aku bertanya apakah ada hal-hal yang harus kuperbaiki. Setiap waktu aku konfirmasi kepada orang-orang di sekitarku. Apakah perkataanku sudah benar? Apakah perkataanku enak didengar? Apakah perkataanku akan menjadi masalah? Apakah ada ejaan dan pengucapanku yang salah? Apakah ada yang harus kuperbaiki. Hingga aku memperoleh jawaban bahwa semua sudah bagus, dari orang-orang di sekitarku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline