SALAK
Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Salah satu prioritas penelitian tanaman buah asli Indonesia adalah buah salak. Tanaman salak termasuk golongan pohon palem rendah yang tumbuh berumpun. Batangnya hampir tidak terlihat karena tertutup pelepah daun yang sangat rapat. Batang, pangkal pelepah, tepi daun dan permukaan buahnya berduri tempel. Daun tersusun roset, bersirip terputus, panjang 2,5-7 m. Anak daun tersusun majemuk, helai daun lanset, ujung meruncing, pangkal menyempit. Bagian bawah dan tepi tangkai berduri tajam. Ukuran dan warna daun tergantung varietas. Buah umumnya berbentuk segitiga, bulat telur terbalik, bulat atau lonjong dengan ujung runcing, terangkai rapat dalam tandan buah di ketiak pelepah daun. Kulit buah tersusun seperti sisik-sisik/genteng berwarna cokelat kekuningan sampai kehitaman. Daging buah tidak berserat, warna dan rasa tergantung varietasnya. Dalam satu buah terdapat 1-3 biji. Biji keras, berbentuk dua sisi, sisi dalam datar dan sisi luar cembung.
ASAL TANAMAN SALAK
Tanaman dari famili Arecaceae ini diduga berasal dari Pulau Jawa. Kemudian, pada masa penjajahan, tanaman ini dibawa ke pulau-pulau lainnya. Daerah sebarannya yang luas menyebabkan banyak ragam varietas salak. Varietas salak umumnya dikenal berdasarkan daerah tumbuhnya. Varietas salak dibedakan berdasarkan tekstur daging buah, warna kulit buah, besar buah, aroma dan rasa daging buah, serta habitus. Varietas salak yang paling terkenal adalah Salak Pondoh.
SALAK PASAMAN
Di suatu daerah di Sumatera Barat, tepatnya di Kab. Pasaman dan Kab. Pasaman Barat terdapat satu varietas salak, yaitu Salak Pasaman. Sentra penanaman salak ini tersebar di Lubuk Sikaping, Kecamatan Pasaman, Gunung Tuleh, dan Ujung Gading. Penanaman terluas berada di Desa Muara Manggung, Lubuk Sikaping. Oleh masyarakat Lubuk Sikaping, salak ini diberi nama Salak Mangguang. Pohon-pohon ini ditanam di kebun-kebun perorangan dengan rata-rata kepemilikan lahan 1 ha. Dari kebun, buah bersisik itu dibawa ke pasar-pasar lokal di Sumatera Barat. Salak Pasaman memang belum setenar Salak Pondoh. Namun memiliki banyak penggemar di sekitar kawasan penghasil Salak Pasaman. Bila dinas mengadakan jamuan, salak ini akan menjadi hidangan istimewa. Buah inipun menjadi oleh-oleh bagi para pelancong yang datang ke Lubuk Sikaping. Salak Pasaman lebih sering dimakan segar daripada diolah menjadi manisan atau asinan.
KARAKTERISTIK SALAK PASAMAN
Salak asli Pasaman merupakan varietas salak yang berbeda dari Salak Pondoh. Daging buah Salak Pasaman berwarna kuning gading merona merah. Rasanya manis dan segar karena ada sedikit rasa asam, berair, tanpa rasa sepat, daging buah tebal, getas, dan tidak masir. Yang menarik dari Salak Pasaman ini adalah dalam satu dompolnya kerap kali muncul buah berdaging semburat merah mirip kulit udang. Diduga ada persilangan alami dengan Salak Sidempuan. Dari penampilan ini muncul julukan salak udang.
PENGOLAHAN SALAK PASAMAN BELUM MAKSIMAL
Sayangnya, Salak Pasaman belum dimanfaatkan atau diolah secara maksimal oleh masyarakat. Padahal, buah salak dapat diolah menjadi berbagai bentuk olahan makanan. Contohnya saja, keripik salak, dodol salak, selai salak, dan manisan salak. Dengan adanya produk-produk olahan buah salak yang menarik, diharapkan juga dapat meningkatkan minat masyarakat terhadap salak asli Pasaman ini dan agar Salak Pasaman bisa lebih dikenal luas.