Di mulai dari beberapa aktifitas yang sudah di jalani. Dari menyukai dunia bisnis, kerajinan tangan, fashion, hingga saat ini berkecimbrung di dunia perdapuran. Sebenarnya dia sangat menyukai dunia itu, hanya saja tidak jarang yang mengetahui apa hobby nya. Maka tidak jarang jika dia hanya di juluki seorang pendiam yang tidak memiliki hobby. Karena setiap seseorang melihat nya, pada saat dia sedang melakukan permainan game di layar handphone.
Saat umur nya 14 tahun dia pernah mencoba melakukan bisnis, dengan menjual berbagai macam aneka jajanan anak sekolah seperti nasi goreng, mie goreng, bahkan juga ada keripik yang lebih banyak di nanti-nanti untuk menemani mereka sambil berbincang-bincang, dan mengerjakan tugas.
Dia sangat ceria pada saat itu, karena hasil jualan nya bisa membuat nya untuk membeli beberapa perlengkapan sekolah nya. Walaupun uang saku dari kedua orang tua nya tebilang cukup untuk membeli nya. Namun, dia tidak menginginkaan jika uang saku itu di gunakan. Dia juga mengikuti kegiatan lain nya seperti, pencak silat, paskib. Karena pada saat itu dia terpilih menjadi salah satu kandidat untuk ikut POPDA dia sambil menjual dagangaan nya ke teman-teman dia ketika dia sedang melakukan latihan di pagi hari.
Untung nya dia memiliki teman yang memahami kegiatan nya. Walaupun begitu, dia juga termasuk orang yang mudah segan karena terlalu banyak di bantu. Tetapi dia juga memberikan hutang makanan kepada teman dengan sistem pembayaran yang telah di setujui oleh pembeli. Karena dagangan itu hanya pelantara dari senior nya dulu, jadi dia tidak terlalu banyak untuk bisa memberikan teman-teman yang ingin menghutang kepada nya.
Setelah penerimaan lapor kenaikan kelas, ada kebijakaan dari sekolah jika yang berjualan di sekolah harus membayar pajak. Dia lebih memilih untuk tidak menjual makanan yang terlihat jelas bentuk nya. Namun dia memilih beralih menjual nugget dia mencoba meminta tolong kepada temen nya untuk mengantarkan nya ke grosiran nugget itu. Dengan modal yang seadanya, dia mencoba membeli 2 bungkus nugget dan saos sambal untuk pelengkap jualan nya.
Keesokan hari nya, setelah sholat subuh. Dia langsung mengoreng 1 bungkus nugget, kemudian dia melanjutkan untuk bersiap-siap untuk pergi sekolah karena ada les pagi. Setelah sampai di kelas, dia mencoba mempromosikan nugget kepada teman-teman nya. Siapa sangka tanpa menunggu beberapa jam nugget dengan isi 50 ludes tidak ada yang tersisa.
Saat akan pulang sekolah, teman-teman nya langsung memesan beberapa porsi untuk di makan sebagai lauk mereka. Dengan pesanana yang semakin hari semakin banyak, ketika libur sekolah dia mencoba pergi ke tempat laundry dimana senior semasa SMP dulu membuka usaha tepat di samping sekolah nya.
Dia mencoba belajar cara mencuci dengan mesin cuci, menggosok menggunakan setrika uap, memasukkan hasil lipatan baju yang telah di gosong ke dalam bungkusan laundry yang telah di sediakan. Setelah dua hari malakukan training, dia mencoba menawarkan diri untuk bisa part time jika pada hari libur sekolah tidak ada kegiatan.
Semakin hari dia sebuk dengan jualan nugget nya dan pada hari libur sekolah, dia melakukan part time di tempat kerja nya yang baru. Walaupun daari hasil penjualan dan paart time nya tidak terlalu besar, namun untuk nya bisa di pakai pada saat benar-benar butuh.
Dia mencoba melanjutkan hobby nya menyulam, dan membuat sebuah syal sekaligus untuk di promosikan kepada teman-teman nya. Tidak banyak yang memesan syal dengan nya. Namun ada beberapa yang memesan sulaman nya untuk di jadikan hadiah.
Melakukan hobby sambil berbisnis membuat nya semakin hari bisa menargetkan kepada siapa dia akan mempromosikan jualan nya. Hal tersebut membuat nya memilih pekerjaan nya di dunia marketing. Sebenarnya membuat nya sedikit lelah, karena harus fokus dan Teliti dalam setiap barang yang dia terima maupun yang akan di jual.