Lihat ke Halaman Asli

Cerpen | Kita dan Mimpi

Diperbarui: 20 Juli 2020   14:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam itu, ketika aku sedang istirahat dengan aktifitas rutin ku. Sebuah notifikasi berbunyi, tanda pesan masuk di layar ponsel. Aku mencoba membukanya. 

"Aku jalan ketempat kamu ya yang?" 

Aku yang membaca nya, tersenyum dengan diiringi membalas pesannya. 

Sebelumnya, aku tidak akan pernah menyangka. Pada akhirnya, dia memilihku. Dulu, ketika aku hanya sebagai pengagum rahasia nya. Aku hanya bisa membayangkan, dengan melihat awan biru yang berada di depan mata ku. 

"Tuhan, jika benar nyatanya dia menjadi milikku atau engkau akan membuatnya dia memilihku. Akan ku pastikan, dia akan bahagia. Begitupun juga denganku." 

Ku ingat-ingat kembali, pertama kali nya berbicara dengannya tanpa mengetahui namanya. Terkagum, aku melihat wajah yang enak pandang. Namun aku hanya bisa menutup senyum di balik mata yang mungkin sudah dekat dengan nya. 

Ku mencoba menutup rapat, agar dia tidak mengetahui nya kala itu.

Dua puluh menit berlalu, dia sudah sampai di kediamanku. Seperti biasa, aku dengan nya bertukar obrolan tanpa henti. Meminum secangkir kopi yang sudah ku persiapkan untuknya. 

Ada perasaan bangga di dalam diriku, karena menjadi miliknya. Bisa melihatnya tersenyum, bisa melihatnya bahagia, dan bisa mengenal kehidupan pribadinya. 

Canda tawa malam ini cukup membuatku dengannya mempunyai sebuah keinginan di masa mendatang. 

Dia yang sangat mengetahui kepribadian ku seperti apa. Membuatku berkeinginan kuat untuk memulai harapan itu menjadi yang nyata. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline