Lihat ke Halaman Asli

Akankah Rahsa Ini Akan Harsa

Diperbarui: 16 Desember 2023   15:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Oleh: Shopyan 

Langit  jingga terlihat di ufuk barat, memperlihatkan belayung senja yang nampak indah di mata. Jujur saja, pandangan ini memang terlihat indah, namun semuanya tak pernah bisa menutupi rasa sakitku yang semakin terasa. Aku hanya bisa memalingkan wajah, melihat ke arah lain yang penting tidak melihat senja. Memeluk diriku sendiri bukanlah hal yang mudah, kedua lenganku bahkan tak bisa memeluk seluruh daksa. Terhanyut dalam buaian yang begitu menyiksa batinku, aku hanya bisa tersenyum kalbu. Karena bahwasanya sukma ini akan tetap merasa perih, hingga waktu yang akan berhenti untuk menyakiti. Namun yang aku tanyakan saat ini, "hingga kapan". Bernoda dalam telaga retisalya, meracau perihal hari yang selalu bermandikan lara, harsa hangus tak tersisa, terganti nestapa yang datang dengan suka cita. Melirik Nona  berhembus manja, meliuk sempurna dengan kawanannya, satu pertanyaan datang tanpa aba-aba, "apakah saya bisa bebas seperti sang nona" Sukma sudah terlalu sering menanggung cua, raga sudah terlampau lelah untuk kembali bertarung dengan realita. Wahai wanita yang ku-damba, dengan segala hormat bolehkah saya mengajukan pinta, berkelanalah kamu kesamudra hingga menemukan harap yang kau aminkan disetiap bercumbu dengan Tuhan, setidaknya sampai saya kembali mendapatkan rahsa yang membawamu berlabuh didermaga Surga.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline