Lihat ke Halaman Asli

100 Guru Bali: Aku Peduli Pendidikan Anak Bangsa

Diperbarui: 2 Maret 2020   09:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1 - Foto bersama adik-adik kelas 4 SDN 2 Tegaljadi, Tabanan. (Doc. 1000 Guru Bali)


Semua anak bangsa berhak mendapatkan pendidikan, Hal tersebut sudah terjamin dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 pasal 9 ayat 1 yang berbunyi 

Bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya

Namun pada faktanya, bunyi hukum tersebut belum dapat diaktualisasi dengan baik. Masih banyak sekali penerus bangsa yang tidak dapat mengenyam pendidikan, terutama anak-anak di pelosok negeri ini. Banyak orang beranggapan itu terjadi karena perekonomian orangtua mereka tidak memadai. Tidak sedikit di antara kita yang menyalahkan pemerintah karena kurang bijaknya dalam pemerataan pendidikan di seluruh penjuru negeri ini.

Dua alasan di atas tidak salah. Tetapi menurut saya pribadi, alasan utama banyak anak yang tidak dapat pendidikan seperti di perkotaan dikarenakan sedikitnya dari kita yang mau berbagi secara sukarela kepada mereka, Berbagi yang saya maksud seperti berbagi ilmu, semangat, dan motivasi. Dengan sedikit saja bantuan dari kita untuk pendidikan di pelosok negeri ini, dapat mendorong lebih semangat anak bangsa untuk menggapai cita-citanya. 

Oleh karena itu, daripada saya hanya meratapi nasib mereka tanpa tindakan nyata, maka saya berinisiatif untuk mengikuti kegiatan sosial yang mendukung pendidikan di Indonesia. Saya mengikuti program Smart Center yang diadakan komunitas 1000 Guru Bali di salah satu sekolah dasar (SD) di Tabanan, Bali.

BELAJAR SAMBIL BERMAIN

Saya mengikuti program 1000 Guru Bali pada tanggal 08 September 2018. Dalam kegiatan ini saya berkesempatan untuk mengajar kelas IV di SDN 2 Tegaljadi, Tabanan. Saya tidak mengajar sendirian, karena Saya ditemani dua rekan saya bernama kak Esti dan kak Intan selaku koor pengajar kelas empat.

Kami bertiga mengajar pelajaran Bahasa Inggris dengan materi kosakata benda-benda yang ada di dalam dan di luar kelas, dan saya sendiri mengajar kosakata benda di dalam kelas. Metode pengajaran yang kami gunakan waktu itu adalah  flash card, sebuah media kartu belajar yang efektif dengan dengan grafis beserta keterangan kata-katanya. Menurut saya pribadi, metode pengajaran tersebut salah satu cara agar anak-anak mudah mengerti materi yang disampaikan. 


Gambar 2 - Kegiatan belajar sambil bermain (Doc. Pribadi)

Selain media flashcard, kami juga menggunakan media games untuk pengajaran. Kami melalukan ini karena ingin pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Games yang kami lakukan yaitu tebak gambar, tebak kata, dan melengkapi kosakata. Anak-anak bermain dalam kelompok. Kami membagi dua kelompok, yang mana satu kelompok beranggotakan lima orang.  Untuk menambah semangat anak-anak, kami bertiga juga memberikan hadiah berupa mendali emas buatan dan alat tulis.

Melalui metode games tersebut, saya dapat melihat dan merasakan kalau mereka lebih enjoy untuk menerima pembelajaran. Tidak ada tekanan sama sekali. Selain edukatif, anak-anak juga bisa lebih akrab dengan teman sekelasnya. Secara tidak langsung, games yang dimainkan menuntut mereka untuk bersosialisai dengan teman kelompoknya untuk mencapai tujuan yang sama (menjawab pertanyaan yang benar).

HAL YANG DIRASAKAN

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline