Lihat ke Halaman Asli

Shonanar Rohman

Berbagi dengan menulis

Ini Cara Ampuh agar Tulisan Cepat Selesai

Diperbarui: 4 Juli 2024   20:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokumentasi pribadi penulis saat membaca buku

Banyak orang menyepakati bahwa menulis itu merupakan pekerjaan yang berat, baik menulis untuk profesional maupun untuk hobi semata. Meskipun esensi menulis itu cukup penting, namun faktanya kebanyakan orang tetap kewalahan jika harus menulis. Oleh sebab itu, kegiatan menulis cenderung untuk dihindari. Kalaupun tidak terhindarkan, orang-orang langsung mencari segala sesuatu yang memudahkan mereka untuk menulis. Umumnya, orang merasakan kesulitan saat menulis itu di awal waktu. Dalihnya adalah tidak tahu bagaimana cara mengawali tulisannya. Namun sebenarnya, beratnya mengawali tulisan tidak seberat bagaimana mengakhiri sebuah tulisan sesuai dengan target yang telah ditentukan. Mulanya, menulis yang ditargetkan rampung dalam 2 jam, nyatanya seharian tidak kunjung selesai. Alhasil, mesti dilanjutkan keesokan harinya.

Masalah tulisan yang tidak bisa diselesaikan sesuai jadwal jika dibiarkan akan berdampak pada motivasi menulis yang semakin menurun. Dan jika pada akhirnya tidak ada motivasi menulis sama sekali, maka tidak ada aktivitas menulis. Jika tidak ada aktivitas menulis, maka tidak ada karya yang tercipta dan bahkan hilangnya keterampilan menulis. Ini cukup disayangkan karena menulis sendiri berperan penting dalam perkembangan pemikiran seseorang. Sehingga, jika seseorang tidak terampil dalam menulis, bisa dikatakan perkembangan pemikiran orang tersebut tidak cukup optimal.

Dengan memperhitungkan masalah di atas, maka langkah baiknya adalah perlu untuk seseorang bisa menyelesaikan tulisannya sesuai target waktu bahkan lebih awal dari yang sudah ditentukan. Ada satu cara sederhana yang bisa dilakukan oleh seseorang agar tulisan yang sedang dikerjakan bisa rampung sesuai target waktu yang ditentukan atau bahkan lebih cepat. Cara sederhana ini bisa digunakan oleh siapapun, termasuk penulis profesional dan juga seseorang yang menulis untuk sekedar hobi.

Fokus pada Aktivitas Menulis Itu Sendiri

Agar tulisan bisa cepat untuk diselesaikan seseorang cukup perlu memusatkan perhatiannya hanya pada aktivitas menulisnya saja. Sederhananya adalah mengonsentrasikan pikiran untuk mengolah ide yang telah dibuat ke dalam bentuk kalimat utuh dan paragraf yang kemprehensif. Konsepnya memang sesederhana teorinya.  Apapun yang terlintas di dalam pikiran itulah yang mesti dituangkan di dalam tulisan. Jemari pun demikian. Jari-jari yang digunakan untuk menulis sebaiknya fokus membantu menyalurkan isi pikiran saja. Kata dan kalimat apapun yang telah jemari ketikkan atau tuliskan itulah adanya. Tidak perlu menginstruksikan jari untuk menghapus huruf atau kata yang salah. Biarkan saja apa adanya. Kuncinya ialah menancapkan tanda titik di akhir tulisan.

Dalam rangka tercipta hasil yang maksimal, cara ini perlu diaplikasikan secara beruntutan ketika menulis, bukannya secara brutal dan acak. Maksudnya, seseorang bisa melakukannya tahap demi tahap. Jelasnya seperti ini, fokus terlebih dahulu menyelesaikan kalimat pertama. Jika sudah berbuah titik di akhir kalimatnya, kemudian barulah dilanjutkan dengan kalimat kedua. Dan begitulah seterusnya hingga berlanjut pada paragraf kedua sampai paragraf terakhir. Analogi dari cara ini ialah seperti makan. Untuk bisa makan, seseorang terlebih dahulu harus membeli bahan makanan yang diperlukan. Kemudian, bahan makanan yang sudah dibeli tersebut disiapkan, diracik dan mulai dimasak sesuai dengan resep atau dengan kreativitas sendiri. Setelah selesai dimasak dan matang, makanan tersebut bisa langsung disajikan dan akhirnya disantap hingga rasa kenyang hadir di dalam perut. Intinya, semua itu dilakukan secara bertahap dan penuh dengan konsentrasi yang tinggi.

Penghambat Besar dalam Menulis Cepat

Mau tidak mau cara tersebut harus segera diterapkan jika ingin tulisan cepat selesai. Pasalnya, selalu ada dua penghambat besar yang bersarang pada pikiran seseorang tatkala ia menulis. Parahnya, penghambat-penghambat ini bisa muncul di awal atau di tengah-tengah aktivitas menulis. Dua penghambat ini juga lah yang menjadi kambing hitam mengapa seseorang bisa lama dalam menyelesaikan tulisannya, bahkan tidak rampung atau tulisan putus di tengah jalan. Dua penghambat yang dimaksud ialah kerisauan terhadap baik buruknya tulisan yang sedang dikerjakan, dan pencampuran dua aktivitas antara aktivitas menulis dan aktivitas menyunting.

Ketika menulis, seseorang seringkali terlalu banyak berpikir apakah tulisan yang sedang ia buat itu sudah baik atau masih buruk. Jikalau itu terjadi, hal itu pasti tercermin dari perilakunya yang berulang kali membaca kalimat atau paragraf yang telah ia tulis. Selanjutnya, ia mengotak-atik tulisannya sampai ia merasa puas. Ditambah lagi, ia mencoba membanding-bandingkan tulisannya tersebut dengan karya milik orang lain. Dan jika ia sudah merasa puas dan merasa tulisannya lebih baik dari karya orang lain, barulah ia kembali melanjutkan kalimat berikutnya. Sebaliknya naas, jika kerisauannya tak kunjung terobati, ia cenderung memilih berhenti menulis. Seseorang yang seperti ini memang cenderung khawatir terhadap kesalahan atau kekeliruan yang muncul pada tulisannya. Ia ingin setiap apa yang ia tulis sudah dalam koridor yang baik. Sayangnya, ini terkesan seperti mengejar kesempurnaan yang sebenarnya tidak ada. Ini jelas menyia-nyiakan waktu yang berharga.

Yang sama parahnya dengan merisaukan tulisan ialah mencampuradukkan antara menulis dan menyunting tulisan secara bersamaan. Fakta menariknya, banyak orang yang melakukan kesalahan ini, termasuk para profesional. Salah satu bentuk nyata yang sering terjadi adalah menulis sekaligus meyunting kesalahan ketikan huruf atau kata. Bagaimanapun, jika hal ini dilakukan bisa mengakibatkan konsentrasi terpecah belah. Kerap kali saat sudah menyusun ide kalimat di dalam pikiran dan kemudian siap untuk dituangkan ke dalam bentuk tulisan, hal itu seketika buyar lantaran menyunting huruf dan kata yang telah ditulisakan sebelumnya. Selain itu, lelah dan penat jadi berkali-kali lipat terasa. Alhasil, ini memicu terjadinya percepatan stres di dalam pikiran. Beban dan stres yang menumpuk juga menstimulus performa yang buruk. Dan ujung-ujungnya, inilah yang menjadi biang keladi tulisan tidak selesai-selesai, bahkan mangkrak. Padahal, sejatinya menulis dan menyunting tulisan itu adalah dua hal yang berbeda. Oleh sebab itu, tatkala seseorang menulis, yang terbaik ialah fokus menulis saja. Nantinya, setelah ia berhasil menyelesaikan tulisannya, barulah ia bisa menyunting dan memoles tulisannya tersebut agar hasilnya jauh lebih baik.

Kesimpulannya, memusatkan pikiran pada satu tujuan, yakni menulis saja, merupakan cara yang sederhana nan ampuh agar tulisan selesai dengan cepat. Ide yang telah disusun memang mestinya disegerakan untuk dituang ke dalam bentuk kalimat utuh dan paragraf yang komprehensif. Selain itu, dengan mempertimbangkan hambatan umum orang menulis diharapkan cara "fokus pada aktivitas menulis" benar-benar menjadi cara yang efektif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline