Lihat ke Halaman Asli

Solilokui - Di Sudut Pagi

Diperbarui: 10 November 2023   12:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di sudut pagi, kuberanikan diri untuk kembali menangkap seekor rindu yang semalaman beterbangan di atas atap kegelisahan. Tak ada kesunyian, kala mentari mulai beranjak, semua telah  menguap bersama elegi embun yang meratap.

Namun entah kenapa, sisa-sisa semalam masih mengendap, kemudian muncul di sela-sela waktu. Sekelebat bayangmu memagut syahdu, dengan tatapan berkaca-kaca padaku seakan tak kuasa menahan rindu.

Tak ada waktu bagiku untuk termangu, menikmati setiap lekuk senyummu padaku, tersebab waktu telah memaksaku untuk berjibaku. Hanya sajak-sajak kecil yang berusaha kunukilkan disaat kelengangan hari yang memberi ruang pertemuan antara dua rindu meski hanya sebatas angan, namun tak mengapa, biarlah sajak-sajak itu melafalkan bentuk dari kerumitan seekor rindu.

Kurasa tak akan cukup kata-kata menerjemahkan rasa yang kian bergelora seperti kobaran api, kepada segala yang ia jamah, meski seluruhnya hancur menjadi debu-debu kenangan. Biarlah kurangkum keanggunanmu kedalam tiap alinea, meski kadang aku terpenjara di relung hampa, sebab hanya itu yang bisa menuntaskan dahaga kerinduan yang berkepanjangan.


Gresik, 10 Maret 2023




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline