Lihat ke Halaman Asli

Sholikhatul Fitriyah

Sabar, Sareh, Sumeh, lan Sumeleh

Tembang Macapat sebagai Budaya Jawa Luhur

Diperbarui: 4 Desember 2021   21:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tembang macapat sebagai budaya Jawa yang didalamnya terkandung nilai-nilai luhur. Sehingga tembang macapat harus dijaga dan dilestarikan. Tetapi bagi orang yang tidak menyukai tembang macapat menganggap bahwa tembang macapat merupakan tembang kuno yang tidak lagi "keren" khususnya bagi generasi muda jaman sekarang. Oleh karena itu jarang sekali diminati dan disukai oleh generasi muda.
Jika kita mempelajari lebih dalam tentang setiap jenis tembang macapat mulai awal hingga akhir, tembang macapat tersebut berisikan tentang perjalanan hidup manusia ketika didalam kandungan hingga kembali ke Sang Khaliq. Salah satu cara melestarikan budaya Jawa adalah dengan cara membuat atau melagukan tembang macapat. Berikut contoh tembang macapat Dhandhanggula.

Para mudha ayo nguri-uri

Kabudayan ana tanah Jawa

Tata krama sawijine

Yen tata krama iku

Kang minangka ajining dhiri

Prayogane dijaga

Nganti anak putu

Bektia marang wong tuwa

Aja kumawani yen dinasehati

Ayo dha digatekna

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline