Logika berpikir ini sangat penting bagi seorag mahasiswa. Mahasiswa wajib memiliki kemampuan ini. Logika dalam bahasa latin “logos” yang berarti perkataan, dan dalam Bahasa arab “mantiq” yang berarti berkata (Sobur, 2015). Kemudian berpikir adalah sebuah kegiatan untuk melatih mental dalam menyusun suatu gagasan dengan mencakup kesimpulan atau kegiatan yang menggunakan penalaran dan merujuk agar bisa diamati dan ditentukan oleh suatu penilaian terhadap suatu pernyataan baru. Atau bisa dikatakan berpikir adalah sebuah proses pertukaran informasi agar mendapatkan hasil pemikiran yang kompleks dan mencakup berbagai hal seperti : penalaran, pembentukan konsep, , pemecahan masalah logis penggambaran, logis, dan kreatifitas (Asrobuanam & Sumaji, 2021).
Logika berpikir sendiri merupakan kemampuan sesorang dalam memecahkan masalah secara rasional atau logis dengan memcah menjadi komponen-komponen kecil yang dapat dianalisis. Logika berpikir bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, apalagi kehidupan di masyarakat. Suatu masalah bisa diselesaikn dengan baik menggunakan logika berpikir, baik permasalahan yang rumit maupun permsalahan yang sepele. Dalam melakukan logika berpikir bisa dengan cara yaitu : Mengindentifikasi masalah, Pengumpulan data, Analisis data, Evaluasi, dan Pengambilan keputusan. Dengan Langkah-langkah tersebut seseorang bisa membuat solusi tentang permasalahan yang ada.
Fungsi penalaran dalam kegiatan berfikir pasti punya karakteristik atau ciri-ciri. Pertama, adanya pola berfikir yang secara luas (logis), jadi misal mahasiswa, mahasiswa tersebut harus berpikir bukan hanya pada waktu sekarang tapi juga berpikir pada waktu yang akan dating. Kedua, penalaran harus bersifat analistik, yakni suatu proses berfikir yang berdasarkan pada suatu analisa dan kerangka berfikir tertentu, dengan logika sebagai pedomannya (Hu et al., 2006).
Peran logika berpikir dalam kehidupan mahasiswa sangatlah penting. Mahasiswa dituntut untuk bisa berpikir secara logis atau rasional didalam semua kegiatannya. Sehingga mahasiswa diharuskan untuk bisa memecahkan suatu masalah menggunakan nalar dengan menyertakan bukti-bukti untuk memperkuatnya.Dalam kegiatan akademik logika berpikir sering digunakan, setiap mengerjakan tugas mahasiswa harus selalu menggunakan yang namanya logika berpikir. Dengan cara itu mahasiswa bisa mendapatkan keuntungan seperti : Keputusan yang berdasarkan data, Pemahan yang mendalam, dan solusi yang efisien.
Ketika mereka melakukan pengembangkan logika berpikir, maka mahasiswa akan terhindar dari kesalahaan berpikir. Kesalahan berpikir adalah cara berpikir atau aktivitas berpikir yang salah kaprah. Ini dapat terjadi karena salah informasi atau karena ketidakmampuan untuk memahami makna yang dibangun berdasarkan prindip logika dan kebahasaan. Nah untuk menghindari kesalahan berpikir mahasiswa bisa melakukannya dengan memiliki sikap skeptis. Skeptis adalah sikap yang meragukan suatu pemikiran hingga muncul bukti yang cukup untuk membenarkan pemikiran tersebut (Abdy et al., 2024).
Sesorang bisa dikatakan mahasiswa yang berpikiran logika, jika melakukan kegiatan penalaran yang benar. Mahasiswa yang melakukan logika berpikir harus bersikap terbuka terhadap kritik dan pandangan yang berbeda, sehingga bisa terhindar dari logical fallacy, karena setiap mahasiswa pasti memiliki pikiran dan logika yang berbeda-beda. Dengan sikap itu, seorang mahasiswa bisa mengasah kemampuannya dalam logika beripikir, karena mendapatkan wawawasan tentang cara berpikir yang luas dan sekaligus meningkatkan rasa toleransi terhadap sesama.
Dengan demikian, Mahasiswa yang mengembangkan logika berpikirnya, mereka udah bersiap-siap untuk menjadi bagian masyarakat yang bertanggung jawab, mampu mengatasi persoalan masyarakat dengan berpikir kritis, dan berkontribusi kepada negara dengan menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
REFERENSI :
Abdy, M., Ikram, F. Z., Ramadhani, D. M., & Prayetno, B. (2024). Sosialisasi Pencegahan Logical Fallacy dalam Bersosial Media di SMA Negeri 2 Majene. Madaniya, 5(1), 56–65. https://doi.org/10.53696/27214834.692
Asrobuanam, S., & Sumaji, S. (2021). Peran Logika Dalam Berpikir Kritis. JURNAL SILOGISME : Kajian Ilmu Matematika Dan Pembelajarannya, 5(2), 84. https://doi.org/10.24269/silogisme.v5i2.2885
Hu, Z., Wang, X., & Xu, C. (2006). A method for identification of the expression mode and mapping of QTL underlying embryo-specific characters. Journal of Heredity, 97(5), 473–482. https://doi.org/10.1093/jhered/esl028