Lihat ke Halaman Asli

Saat akan Shalat Masih Buka HP, Saat Tawaf Keliling Ka'bah Masih Terima Telpon

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14226670251884343241

Nabi Hud nasabnya masih nyambung dengan Nabi Nuh. Salah satu kaumnya bernama kaum iroq, yang dikenal juga sebagai kaum ‘Ad. Kaum ini dikenal kehebatannya dalam membuat tenda yang sangat tinggi menjulang. Rumah-rumah yang megah menjulang. “Kalau saat ini ada gedung pencakar langit, dulu tenda pencakar langit,” kata K.H..Amir Faishol Fath saat menerangkan kisah para nabi dari Tafsir Ibnu Katsir pada jamaah Masjid Daaruttaqwa, Wisma Antara, Jakarta.

Dari hebatnya kaum ini dalam membuat tenda yang sangat tinggi menjulang, sehingga tidak ada kaum lain yang bisa meniru dan menandinginya. Allah menceritakan dalam Al-Qur’an tentang kebanggaaan mereka dengan peradaban yang mereka capai, yaitu sebagai simbol meterialisme. Mereka bangga dengan benda-benda yang mereka capai.

Hal itu menurut Amir, tak ubahnya dengan kondisi masyarakat masa kini yang bangga dengan kemajuan teknologi. “Kalau mereka bangga dengan tenda-tenda yang dibangun dengan menjelang tinggi, sekarang kita bangga dengan kemajuan teknologi yang sangat tinggi, sehingga kita lupa pada Allah. Bahkan pada saat sudah iqomah sebagai tanda akan dimulai shalat, kita masih bermain dengan hp-nya. Saat sudah dimulai shalat pun masih ada yang membuka face booknya, “ujarnya prihatin.

K.H.Amir Faishol Fath (no. 2 dari kiri), Hartadi (no.1 dari kiri), Yon Emri (no.2 dari kanan), dan Iik Fathoni (no.1 dari kanan).

Yang lebih memprihatinkan lagi, kondisi seperti itu bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di negara lain. Saat mereka Thawaf mengelilingi Ka’bah, masih ada yang buka Face Book dan menerima telpon. Ini berarti ibadah yang mereka lakukan dicampuradukkan antara ritual ibadah dengan hal-hal yang bersifat duniawi. Kini semua urusan dunia sudah ada di gengamannya, mulai dari pasar awalayan sampai urusanbisnisnya. Manusia masa kini menuut analisanya, sudah sampai pada puncak kemajuan teknologi, sehinga lupa akan Allah. Kegiatan ritual ibadahnya sudah banyak yang kehilngan ruhnya.

Kaum ‘Ad yang bangga dengan kehebatannya dalam membuat tenda yang tinggi menjulang sama dengan kondisi masyarakat sekarang yang bangga dengan kemajuan teknologi. Kondisi seperti ini Allah ingatkan dalam Surat At-takasur, “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. Sampai kamu masuk ke dalam kubur.”

Nabi Hud merupakan nabi pertama yang berasal dari kalangan Arab dan mengunakan bahasa Arab. Sebelumnya tidak berbahasa Arab. Dalam hadis Nabi dijelaskan, nabi yang berasal dari kalangan Arab ada empat: Nabi Hud, Nabi Shaleh, Nabi Syuaib, dan Nabi Muhammad. Nabi Hud yang pertama kali berbahasa Arab.

Allah membina Nabi Hud menggunakan Bahasa Arab dengan sefasih-fasihnya. Mereka berlomba-lomba menulis syair dalam bahasa Arab. Puncak kefasihan bahasa Arab dicapai oleh orang Arab Makkah, tepatnya orang Qurais. Tidak ada yang lebih fasih dalam berbahasa Arab selain orang Qurais. Mereka membuat syair dengan mengunakan bahasa Arab. Dalam menginformasikan antar mereka, penduduk Makkah menggunakan syair Arab.

Pada saat bahasa Arab sampai pada puncak kefasihannya, Allah turunkan Kitab Suci Al-Qur’an dengan bahasa Arab. Ternyata mereka tidak sanggup meniru Al-Qur’an. Ini salah satu bukti bahwa Al-Qur’an merupakan mu’jizat. Mereka mengatakan, “ini di luar kemampuan manusia.”

Kaum ‘Ad kesukaannya membangun tenda. Kaum‘Ad digambarkan oleh Allah sebagai kaum yang sombong, yang tidak mau beriman kepada Allah. Mereka bangga dengan apa yang dicapai, sehingga mereka tidak mau mendengarkan ajakan Nabi Hud.

Padahal, tambah Amir, mereka bertemu langsung dengan Nabi Hud, tapi tetap saja tidak mau beriman kepada Allah. “Kita walaupun tidak bertemu dengan Nabi Muhammad, kita tetap beriman kepada Allah. Oleh karena itu jagalah iman ini jangan sampai lemah,” tambahnya.

Di bagian lain ia mengatakan, Allah menginginkan agar bumi ini dikelola oleh manusia yang mengetahui akan maksud Allah. Mengapa Allah menciptakan langit dan bumi? Allah menciptakan semua itu punya target dan aturan. Karenanya Allah memilih orang yang mengelola bumi adalah orang-orang yang loyal pada-Nya dan mengerti apa yang menjadi kehendak-Nya.

Allah menciptakan langit dan bumi agar bisa dikelola dengan baik. Karena itu ketika jin gagal mengelola bumi, Allah usirdari bumi ke laut. Kemudian Allah ciptakan manusia, Nabi adam sebagai manusia pertama. Lahirlah keturunan-keturunan Nabi Adam. Allah membina anak keturunan Adam dengan pembinaan yang intensif.Allah utus nabi-nabi. Allah turunkan kitab suci, sehinga mereka tahu bagaimana cara hidup yang baik, cara mentaati Allah, dan cara mengelola kekayaan alam sesuai dengan yang Allah inginkan.

Ketika Nabi Adam wafat, diganti pengikutnya, Nabi Idris. Sampai Nabi Nuh. Sejak Nabi Nuh inilah manusia pertama kali berbuat syirik kepada Allah. Sebelumnya, belum ada manusia yang berbuat syirik. Ketika manusia belajar menyembah patung, maka Allah utus Nabi Nuh. Selama berda’wah selama 1000 tahun, ternyata kaumnya sangat kental kekafirannya, sehingga pengikutnya hanya 84 orang, laki-laki dan perempuan. Sangat sedikit pengikutnya.

Akhirnya kaumnya Nabi Nuh yang kafir itu ditenggelamkan oleh Allah seluruhnya. Allah murka kepada mereka yang tidak mau patuh kepada-Nya. Setelah tengelam semuanya, yang hidup hanya orang-orang yang ikut Nabi Nuh, yang hanya 84 orang. Allah menginginkan dari mereka inilah akan lahir keturunan-keturunan yang shaleh dan tidak kenal lagi dengan yang namnya patung.Tapi kenyataannya, dari keturunan itu muncullah suatu kaum yang namanya kaum ‘Ad yang memulai lagi menyembah patung. Di tengah kaum ‘Ad inilah, Allah mengutus Nabi Hud.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline