TAFSIR TEMATIK AYAT AL-QUR'AN BUMI DATAR
Maharani Nur Fatihatus Sholihah (232104020013), Sahbina Qudrotul Ila (231104020006)
Program Studi Ilmu Hadits, Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Kyai Haji Ahmad Siddiq Jember
Alamat: Jln. Mataram No.1, Mangli-Kaliwates-Jember, Fax. (0331) 427005, Website: http://www.uinkhas.ac.id
- PENDAHULUAN
- Kontradiksi antara ilmiah dengan konteks agama sudah lama terjadi. Beberapa ayat dalam kitab suci suatu agama ada yang saling bertentangan. Salah satunya adalah teori Flat Earth. Fakta ilmiah mengakatakan bahwa bumi berbentuk bulat, nmaun beberapa ayat Al-Qur'an seakan mengatakan bahwa bentuk bumi adalah datar. Teori Flat Earth sebetulnya sudah dikenalkan oleh Aristoteles pada tahun 330 SM yang kemudian dibantah dengan teori susulan oleh Phytagoras pada tahun 500 SM bahwa bumi berbentuk bulat. Teori bumi bulat diperkuat oleh banyak bukti yag sudah dikemukakan oleh banyak ilmuwan dan para ahli. Dan bukti yang paling mutaakhir adalah sebagaimana terlihat di satelit, dan kapal luar angkasa atau yang sekarang kita sebut Roket.[1]
- Beberapa waktu lalu, pembahasan dan perdebatan terkait teori Flat Earth kembali naik ke permukaan. Memamncing masyarakat untuk saling berspekulasi di media social. Beberapa setuju dan beberapa lainnya tidak setuju, beberapa juga turut berargumen berdasarkan keyakinan agama. Lalu, manakah yang benar dan bagaimana sebetulnya Al-Qur'an mendefinisikan bentuk bumi?
- PEMBAHASAN
- Pengertian
- Istilah flat Earth berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari 2 kata yaitu flat yang artinya datar dan Earth artinya bumi. Oleh karenanya, pengertian flat Earth adalah sebuah model yang berpandangan bahwa bentuk bumi adalah datar. Flath Earth adalah konsep kuno dan tidak terbukti secara ilmiah. Banyak budaya kuno yang menganut kosmografi (ilmu yang mempelajari tentang alam semesta) tentang Flat Earth.
- Gagasan tentang bumi bulat muncul dalam masa filsafat Yunani Kuno. Namun, Sebagian besar filsafat pra-sokratik mempertahankan teori Flat Earth. Lalu, pada sekitar awal abad ke-4 SM, Plato menuliskan tentang bumi bulat, dan disusul oleh muridnya, Aristoteles yang memberikan bukti empiris (berdasarkan pengamatan atau penelitian) yang kuat untuk Globe Earth (bumi bulat).[2] Berdasarkan bukti empirisnya, ia menuliskan bahwa bintang yang terlihat di Mesir tidak terlihat di Eropa, dan hal ini tidak mungkin terjadi bila bumi itu datar.[3]
- Latar Belakang Kemunculan Teori Flat Earth
- Kepercayaan bahwa bumi datar merupakan ciri khas kosmologi kuno sampai sekitar abad ke-4 SM. Ketika para filsuf Yunani Kuno sudah mulai berpendapat bahwa bumi itu bulat, Aristoteles justru menjadi salah satu pemikir pertama yang mengajukan pendapat tentang teori bumi datar. Menjelang awal abad pertengahan, pengetahuan bahwa bumi itu bulat menyebar luas di seluruh Eropa. Tidak lama setelahnya, satelit buatan pertama berhasil diluncurkan, dan foto-foto yang diambil oleh satelit di luar angkasa kemudian memperlihatkan bentuk bumi ialah bulat. Namun demikian, Flat Earth Society (organisasi yang didirikan untuk mendukung teori bumi datar) tetap saja meyakini bahwa bumi itu datar. Lembaga-lembaga dibawah kepemerintahan Amerika pada masa itu termasuk didalamnya ada NASA berupaya memberikan bukti dan penjelasan ilmiah tentang bumi bulat dan tidak berhenti melakukan penelitian hingga saat ini.
- Bumi Datar : Pendapat Ilmuan dan Argumentasinya
Berikut ini adalah beberapa inti dari dasar William Carpenter atas klaimnya terhadap bumi datar :
- Orang yang naik balon udara akan tetap melihat bumi sebagai dataran, setinggi apapun dia terbang keatas,
- Membuktikan asumsi bahwa bumi bagai kayu yang mengapung diatas air, setiap klai dilakukan eksperimen diatas air yang tenang, terbukti bahwa permukannnya selalu datar,
- Lampu mercusuar dapat terlihat oleh nahkoda atau navigator dari jarak yang jauh tanpa derajat kecembungan, dan beberapa lainnya.
- Diantara ulama' yang berpendapat bahwa bumi berbentuk datar adalah Al-Qahthaniy Al-Andalusiy, beliau mengakatakan dalam kitabnya Nuniyah, bahwa para astronom telah berbohong dengan mengklaim atas ilmu Allah yang mana bumi menurut mereka bulat, padahal bentuk bumi adalah datar dengan dalil yang jelas. Selanjutnya ada Imam Qurtuby yang membantah bentuk bumi bulat ketika menafsirkan ayat Al-Hijr : 19 yang berarti "dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran". "Menghamparkan" bagi Al-Qurthubi ini adalah bantahan bagi mereka yang menyangka bahwa bumi itu seperti bola.
- Bumi Bulat : Pendapat Ilmuwan dan Argumentasinya