Lihat ke Halaman Asli

Sholehudin A Aziz

Seorang yang ingin selalu bahagia dengan hal hal kecil dan ingin menjadi pribadi yang bermanfaat untuk siapapun

Balada Perjuangan Babeh Si Tukang Buah

Diperbarui: 14 April 2016   08:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Malam ini, seperti biasa, saya meluangkan waktu untuk keluar komplek untuk membeli buah, pesanan istri saya. Saya pun langsung menuju warung buah "Babeh Namat" yang ada di pintu masuk komplek perumahan bumi sawangan indah. Begitu turun dari motor GL Pro 1997 kesayanganku, saya pun langsung masuk dan melihat-lihat buah yang ada. Suasana sepi dan tidak terlihat pembeli lainnya. Saya pun langsung membeli buah naga yang kebetulan besar-besar berwarna merah terang... sepertinya uenak banget rasanya. Selain itu, saya juga membeli jeruk medan yg kali ini agak kecil...tp sepertinya tetap manis. 2  kantong plastikpun sudah di tangan. Saya pun bersiap pulang.

Ternyata, tiba tiba hujan gerimis pun datang tanpa permisi. Akhinya saya pun terpaksa menunggu di warung babeh ini untuk menunggu hujan reda. Akhirnya saya pun terlibat obrolan panjang dengan si babeh terutama terkait dengan suka duka berjualan buah.

Ternyata menjadi penjual buah tidaklah semudah yang saya bayangkan sebelumnya. Si babeh bercerita bahwa berjualan buah tidaklah gampang walau juga tidak sulit. Butuh perjuangan yang luar biasa. menurut babeh, berbelanja buah harus dimalam hari yakni sekitar jam 12 malam di Pasar Induk Kramat Jati. Biasanya menuju ke sana dengan menggunakan mobil angkutan kecil dengan ongkos sekitar 250 ribu. Sesampainya disana, biasanya lansung meluncur ke los los buah yang sudah tersedia untuk mencari buah buah yang akan dibeli. Untuk membeli jeruk misalnya sudah adalos khusus jeruk. Jadi tinggal pilih mana jeruk bagus, lalu tawar menawar harga, dan ila deal maka langsung dibuatkan kupon pengambilan. Begitu seterusnya. 

Setelah selesai memesan semua buah maka si babeh pun langsung mencari kuli angkut untuk membawa buah buah pesanan tersebut ke mobil pengangkut. Biaya kul angkut ini sekitar 75 ribu. Para kuli angkut ini akan mengambil buah pesanan babeh ke masing masing grosir buah dengan modal kupon pengambilan yang sudah dimilikinya. Keranjang keranjang yang sudah diambil dari grosir langsung di naikkan ke mobil dan diatur sedemikin rupa agar lebih teratur. Sekitar jam 3 pagi, si babeh kembali ke sawangan.

Lantas, bagaimana dengan keuntungan berjualan bah ini? Babeh menceritakan bhw keuntungannya tidaklah terlalu besar berkisar 10-20% saja. Apalagi harus dikurangi biaya rental mobil, susut buah, busuk. Setiap kali belanda biasanya babeh menghabiskan uang berkisar 5-8 juta. Dalam seminggu biasanya hanya 2 kali belanja. keuntungan per sekali belanja berkisar 500 ribu (3 hari) saja. Itupun kalau tidak banyak yang rusak atau busuk.

Itulah sedikit cerita balada tukang buah yang penuh perjuangan dengan keuntungan yang tidak terlalu besar. Namun demi sesuap nasi d demi menghidup keluarga, si babeh tetap semangat menjalaninya.

Ayo... Siapa yang berminat jadi "penjual buah"?? Semoga tulisan ini bermanfaat.

 

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline