Di tengah perkembangan dunia akademik yang semakin mengglobal, tuntutan penguasaan bahasa asing tak terhindarkan dan bahkan menjadi sebuah kewajiban. Penguasaan terhadap bahasa Inggris misalnya, mutlak dilakukan bagi siapapun siswa atau mahasiswa yang ingin menimba ilmu lebih dalam lagi karena banyak ilmu-ilmu terapan dan non terapan yang dituliskan dalam bahasa inggris. Begitu pula dengan penguasaan bahasa bahasa Arab, sangat dibutuhkan untuk mendalami literature-literatur berbagai kajian keilmuan terutama kajian keislaman yang berbahasa Arab.
Untuk mengukur kemampuan bahasa Inggris misalnya, tersedia beragam tes yang sudah banyak diketahui public semisal TOEFL (Test of English as a Foreign Language) dan IELTS (International English Language Testing System. Nah bagaimana dengan tes untuk bahasa Arab? Tahukah Anda bahwa saat ini juga terdapat alat ukur kemampuan berbetuk tes untuk bahasa Arab? Saya yakin kiranya tidak banyak yang tahu.
Sebenarnya tes untuk mengukur kemampuan bahasa Arab sudah ada sejak lama. Namun yang memiliki sertifikat HAKI (Hak Atas Kekekayaan Intelektual) dari kementrian Hukum dan HAM tidaklah banyak. Salah satunya adalah tes TOAFL yang dimiliki Pusat Pengembangan Bahasa (PPB) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. TOAFL merupakan singkatan dari Test of Arabic as a Foreign Language. Nama ini diilhami oleh TOEFL (Test of English as a Foreign Language), yang telah ada lebih dahulu. Penamaan ini memang dimaksudkan agar TOAFL lebih mudah diucapkan dan dikenal oleh banyak orang, meskipun terkesan “menyerupai” TOEFL. Perlu diketahui bahwa Tes TOAFL ini sejak Desember 2013 sudah memiliki sertifikat HAKI –Hak Atas Kekayaan Intelektual- dari kementrian Hukum dan HAM Republik Indonesia.
Tes TOAFL ini merupakan standar tes untuk mengetahui dan mengukur kemampuan seseorang dalam membaca, berbicara dan menulis dalam bahasa Arab. Materi soal dalam TOAFL ini terbagi dalam 3 bagian utama yaitu listening (istima’), structure (tarkib) dan reading (qiraah). Sementara materinya cukup beragam, ada materi tentang aqidah, tasawwuf, ulumul qur’an, figh, sejarah islam dan lain sebagainya. Untuk bisa menjawab soal soal dalam TOAFL ini, peserta harus bisa/menguasai beberapa prasyarat yang wajib dikuasai seperti penguasaan nahwu sorf, mufradaat (kosa kata), dan lain sebagainya. Apalagi materi-materi TOAFl biasanya terdiri dari kalimat Arab “Gundul alias tanpa harakat” sehingga harus benar-benar memiliki pengetahuan dasar bahasa arab agar dapat menjawab soal-soal TOAFL dengan benar.
Sampai saat ini, Tes TOAFL ini telah digunakan sebagai salah satu materi ujian masuk Program S1, S2 dan S3 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain di UIN Jakarta, tes TOAFL juga digunakan sebagai materi tes masuk di beberapa Program Pascasarjana di luar UIN Jakarta, seperti: IAIN Palembang, IAIN Lampung, IAIN Mataram, IAIN Banjarmasin, dan IAIN Padang, Universitas Muhammadiyah Jakarta, dan lain sebagainya.
Jadi bagi siapapun yang kebetulan ingin menguji kemampuan bahasa Arabnya, bisa menggunakan tes TOAFL milik Pusat Pengembangan Bahasa (PPB) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memiliki sertfikat paten HAKI dari kementrian Hukum dan HAM Republik Indonesia. Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H