Lihat ke Halaman Asli

Ketika Nabi Muhammad S.A.W. Diludahi Oleh Seorang Kafir

Diperbarui: 4 April 2017   18:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Rasulullah sangat pemaaf, tidak mudah merasa sakit hati walaupun diperlakukan dengan perbuatan yang sangat menyakitkan sekalipun. Beliau dicaci, dihina, disakiti tetapi dengan mudahnya beliau melupakan itu semua.
Diriwayatkan, bahwa Rasulullah setiap kali pulang dari masjid Beliau diludahi oleh seorang kafir, suatu hari Rasulullah S.A.W. tidak mendapati orang tersebut, ketika Rasulullah mengetahui orang itu ternyata sakit, beliau bergegas untuk menjenguknya, dan karena sebab itulah orang tersebut masuk islam. Dalam perjalanan da’wah ke Taif pun tidak kalah pedihnya cobaan yang Rasulullah SAW hadapi, Rasulullah SAW ditolak oleh pemimpin Tsaqiif bahkan beliau dilempari batu oleh budak-budak dan orang-orang bodoh dari mereka sehingga kedua kakinya berlumuran darah.
Ketika malaikat Jibril menawarkan untuk membinasakan mereka, Rasulullah S.A.W. menolak bahkan Rasulullah S.A.W. mendoakan mereka agar mendapat pengampunan Allah.

Bukankah kita sering kali merasa sakit hati, tersinggung dan kecewa hanya karena hal sepele?
Keadaan seperti ini membuat kita mudah marah, menyimpan kebencian dan dendam pada orang yang ada disekitar kita. Padahal, perasaan seperti itu kalau dibiarkan sangat mungkin akan dapat mengganggu kesehatan jasmani, seperti stress, penyakit darah tinggi, jantung dan lain-lain.

Menahan Amarah.
Allah berfirman dalam AL Qur’an :
“ ………Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan ( kesalahan) orang lain. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Ali Imran: 134)

“tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.” (QS: As-Syuraa: 43)

dari Abu Hurairah ra. Bahwa Rasulullah SAW bersabda:
Tidaklah kekuatan itu dengan menang dalam bergulat, akan tetapi orang yang kuat adalah orang yang dapat menahan amarahnya ketika ia marah. (HR. Imam Bukhari Muslim).
Terkait dengan Film Innocence of muslims yg menghina Nabi Muhammad SAW dan umat islam di dunia, tentu kita sebagai muslim akan marah, tapi mungkin perlu kembali kita renungkan….

Perlukah kekerasan untuk memprotesnya ???

Tulisan ini juga dapat Anda baca di blog kami: bukuislamkita.wordpress.com

www.bukuislamkita.com  | Toko Buku Islam Online | Transaksi mudah, harga murah, terpercaya di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline