Lihat ke Halaman Asli

Perlukah Bbm Naik Karena Subsidi Jebol?

Diperbarui: 17 Juni 2015   19:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tulisan ini terlepas dari alasan bahwa sudsidi perlu dicabut karena tidak tepat sasaran dan kalau ada yg mau mengoreksi tulisan saya ini silahkan, intinya kita ingin informasi yang lebih terbuka.
Agaknya kita perlu tau berapa sebenarnya subsidi yg terpakai dan dan bagaimana perhitungan kebutuhan subsidi tahun ini yg akan dijadikan dasar subsidi bbm mau dikurangi sehingga BBM perlu dinaikkan harganya.
Berdasarkan rilis dari ESDM maka konsumsi BBM subsidi sampai dengan bulan september 2014, maka quota 2014 telah terpakai 34.9 juta kilo liter (jt KL) dari total kuota 46 jt KL dengan rincian: a. Premium 22.24 jt KL, b. Solar 11,94 jt KL, dan c.  Minyak tanah 0,72 jt KL.
Berdasarkan rilis pertamina terhadap harga keekonomian masing-masing jenis BBM sebulan 2 kali, harga rata-rata dari januari 2014 s/d September 2014 adalah: a. Premium Rp 10.490/ltr dan b. Solar Rp. 11.535/ltr, sedangkan untuk c. Minyak tanah harga berpatokan pada harga non subsidi pertamina yang dijual di SPBU 43.000/5ltr maka didapatkan harga 8.600/ltr.
Harga jual BBM non subsidi dikurangi harga jual bersubsidi merupakan biaya subsidi yang dibayar pemerintah.
Sehingga subsidi: a. Premium = 3.990/ltr (10.490 - 6.500), b. Solar = 6.035/ltr (11.535-5.500), sedangkan c. Minyak tanah = 6.100/ltr (8.600 - 2.500), dikalikan kuota yang terpakai.
Atau, jumlah subsidi s/d september 2014 adalah: a. Premium = 88,74 Triliun (T), b. Solar = 72, 06 T, c. Minyak Tanah = 4,39 T. Total = 165,19 T. Dengan alokasi anggaran 246.500,0 T, maka sisa anggaran masih 81,31 T.
Menggunakan asumsi 3 bulan terakhir konsumsi BBM sama dengan konsumsi tertinggi bulanan, maka konsumsi 3 bulan terakhir adalah: a. Premium = 2,62 jt KL (=agustus) x 3 = 7.86 jt KL, b. Solar: 1.44 jt KL (=september) x 3 = 4.32 jt KL, c. Minyak Tanah = 0,1 jt KL (=september) x 0,3 jt KL. Total 12,8 jt KL.
Maka prediksi subsidi 3 bulan terakhir di 2014 adalah: a. Premium = 31,36 T, b. Solar = 26,07 T, c. Minyak Tanah = 1,85 T. Jumlah 59.28 T ditambah subsidi sebelumnya 165,19 T. Sehingga total rencana dan realisasi subsidi kira-kira 224,47 T.
Memang kuota BBM subsidi terjadi pembengkakan sebanyak (1,38) jt KL, tapi dengan alokasi anggaran 246.500,0 T, masih terdapat sisa anggaran subsidi BBM kira-kira masih 22.03 T.
Lalu.... Kalo cuma volumenya yang membengkak tapi dananya masih sisa, apakah BBM masih perlu dinaikkan.......?.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline