Sedikit khawatir ketika membahas tentang pendidikan sekarang ini. Karena dilihat dari anak-anak zaman sekarang yang masih duduk di bangku sekolah dasar lebih bersemangat bermain game, youtube an, dan membuat vidio tik tok daripada sekolah atau belajar, dari saya lihat di lingkungan yang saya tinggali cukup memperhatinkan, dimana anak zaman sekarang ini salah satu dari banyak nya terdampak atau terpengaruh dengan kemajuan teknologi dan juga main gadget tanpa ada dampingan khusus dari orang tua.
Mengingat seumuran tingkat sekolah dasar masih tergolong anak-anak yang secara psikologi nya suka bermain, alkisah keinginan bermain tersebutlah untuk diarahkan dalam artian, walaupun sambil bermain tetapi mereka harus tetap mengingat kewajiban nya yaitu "Belajar". Nah, maksud belajar disini adalah belajar membaca al qur'an. Yang mana hal ini sangat perlu di perhatikan agar dari kecil sudah membiasakan diri belajar membaca al qur'an dan tidak cepat bosan. Belajar sambil bermain ini akan lebih bermakna dan menyenangkan bagi anak-anak didik seumuran sekolah dasar. Dalam proses belajar membaca al qur'an ini yang sering digunakan ustadz atau ustadzah sebelumnya adalah lebih banyak menggunakan metode sorogan. Yang mana anak-anak menghadap ustadz atau ustadzah secara bergiliran untuk membaca di hadapannya sebagai cara pengecekan kemampuan penguasaan anak terhadap bacaan yang dibaca dan sudah dibacakan sebelumnya.
Semangat anak dalam belajar membaca Al-Quran, daya tangkap anak dalam menerima materi, kemampuan anak dalam mempartikkan dan mengamalkan materi yang dipahami, dirasa masih kurang belum sesuai dengan apa yang diharapkan oleh ustadz atau ustadzah. Maka dari itu ustadz atau ustadzah menambahkan pembelajaran yang konvensional itu dengan model pembelajaran yang modern, agar anak tersebut lebih tertarik untuk belajar membaca Al-Quran, terutama pada anak dalam tahap perkembangan.
Setelah menambah dan menerapkan model pembelajaran ini anak-anak yang belajar membaca Al-Quran di Musholla Nuruttuqo yang bertempat di Dusun Bakalan Jln. Kyai Jamus tersebut ada perubahan secara relevan sangat drastis, yang mana bertambahnya semangat belajar anak dalam membaca Al-Quran, bertambahnya minat niat anak untuk belajar membaca Al-Quran, dan juga melalui penambahan ini dapat pula melatih daya ingat dalam pengamatan belajar membaca Al-Quran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H