Kosmetik pemutih saat ini tengah menjadi incaran dan idaman bagi sebagian besar masyarakat, tidak terkecuali bagi remaja. Kosmetik dengan klaim dapat memutihkan wajah menjadi daya tarik yang tinggi bagi konsumen. Namun, Pemakaian kosmetik pemutih ini pastinya memiliki pengaruh pada kulit apalagi dipakai oleh kulit remaja yang notabene masih sangat rentan.
Pada dasarnya kulit wajah adalah salah satu bagian sensitif. Kosmetik dengan kandungan memutihkan dapat membuat kulit wajah menipis dan menimbulkan beberapa efek samping. Remaja putri biasanya memiliki kulit yang lebih sensitif, hal ini disebabkan oleh usia remaja masih mengalami pubertas dan hormon yang tidak stabil. Pemakaian kosmetik pemutih dapat meningkatkan risiko efek samping pada kulit remaja putri.
Risiko yang pertama adalah kulit wajah terkena dermatitis. Kandungan senyawa pada kosmetik pemutih dapat menimbulkan gejala dermatitis. Beberapa gejala dermatitis yaitu kulit memerah sampai melepuh, pembengkakan kulit, bahkan sensasi terbakar pada kulit.
Risiko yang kedua adalah timbulnya jerawat. Kulit remaja putri yang sensitif rentan sekali akan jerawat, gejala yang timbul seperti komedo dan benjolan merah yang menyakitkan. Efek dari timbulnya jerawat ini adalah adanya bekas jerawat berkelanjutan. Risiko lainnya adalah kulit menipis, warna kulit menjadi sangat terang atau bahkan gelap, pembuluh darah terlihat, dan menimbulkan bekas luka.
Pemakaian kosmetik pemutih sebaiknya dihindari. Kulit wajah seseorang pada dasarnya memiliki warna dan tone yang berbeda. Pemakaian kosmetik pemutih dapat mengganggu aktivitas pembentukan melanin pada wajah dan meningkatkan risiko penyakit kulit yang lebih berbahaya. Alih-alih mendapatkan kulit wajah yang sehat dan putih, malah akan merusak wajah. Sebagai remaja putri kecantikann kulit wajah harus tetap dijaga dengan cara yang lebih menyehatkan dan aman.
