Kokohkan Akidah, Bonus Demografi dan "Basamo Mako Manjadi"
Dan maklumkanlah kepada manusia supaya mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepada engkau dengan berjalan kaki dan mengenderai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh. Supaya mereka mempersaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah dalam beberapa hari yang ditentukan, atas rezeki yang Allah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebahagian dari padanya dan sebahagian lagi berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara lagi fakir. (al-Haj, 22:27-28).
Ibadah Haji.
Secara umum kita menyebut hari ini Hari Raya Haji, karena ditunaikannya ibadah haji. Jamaah haji dunia yang diberi kuota tahun ini oleh KSA 2, 1 juta orang. Kita yang tidak menunuaikan haji sekarang melaksanakan shalat ' Id. Kita juga menyebut Idul-Adha yang berarti berkorban. Disebut juga Yaumun nahar, hari berkurban. Dengan demikian, idul adhha adalah suatu perayaan yang dilakukan oleh ummat sebagai tekad untuk kembali kepada semangat pengorbanan. Sejalan dengan itu, kosa kata korban dalam B. Indonesia berasal dari B. Arab "Qurbaan", tashrifnya "Qaruba-yaqrabu-qurbun wa qurbaan" (kedekatan yang sangat). Mendekatkan diri kepada Allah dan manusia dengan kasih sayang. Dengan semangat berkurban, kita tingkatkan iman dan taqwa untuk menjadi umat yang pandai bersyur.
Menurut sejarah, Nabi Ibrahim AS. lahir di Ur, Irak pada 4527 tahun yang lalu, kemudian pada usia 175 tahun pindah ke Hebron, Palestina (sekarang). Nama Ibrahim, menurut Omar Hashem, berasal dari 2 suku kata, yaitu ib/ab () dan rahim (). Jika disatukan maka nama itu memiliki arti "ayah yang penyayang." Atau pemimpin yang penyayang.
Misi utama Ibrahim AS adalah menegakkan Tauhid. Aplikasinya adalah pertama, ibadah haji merumuskan dan memfromulasik akidah menjadi kokoh-tangguh. Labbaik Allahumma Labbaik, (kami memenuhi dan akan melaksanakan perintah-Mu ya Allah). Labbaika la syarika laka labbaik, (tiada sekutu bagi-Mu dan kami insya Allah memenuhi panggilan-Mu). Inna al hamda wa an ni'mata laka wa al mulka la syarika laka, (sesungguhnya segala pujian, nikmat dan begitu juga kerajaan adalah milik-Mu dan tidak ada sekutu bagi-Mu).
Kedua, memperkokoh persatuan, kesatuan, kebersamaan untuk membangun kehidupan lahiriah dan batiniah. Ketiga, ibadah kurban, maknanya mengurbankan sesuatu di dalam hidup dengan keikhlasan kepada Allah. Dengan semangat berkurban, kita tingkatkan iman dan taqwa untuk menjadi umat yang pandai bersyukur. Wujud rasa syukur kepada-Nya atas karunia yang telah banyak. Berkorban untuk kesejahteraan dan kemanfaatan. Menanamkan kesetiaan sesama manusia. Saling mendekatkan diri, untuk selalu peduli dan kerja bersama dan sama-sama bekerja. Hal itu dapat dikaitkan pula dengan tema satu bulan peringatan HUT RI ke 72, "Indonesia Kerja Bersama" dan di dalam pribahasa Minang kita, "Basamo Mako Manjadi". Wa ta'awanu alal birri wattaqwa.
Alkidah Tauhid.Nabi Ibrahim as. Membangun akidah-tauhid. Mengembara dalam alam pikiran dan hati nuraninya, menemukan hakikat al-ilah, al-khaliq, al-Rab. Hakikat Tuhan, Pencipta dan Pemelihara Alam semesta. Ibarahim AS berdebat dan bermujadalah-berdialog dengan ayah kandungnya. Ini dilukiskan al-Qurn (al-An'am, 6:74):
Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya Aazar: "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata".
Nabi Ibrahim a.s. menegakkan akidah secara total. Seperti terdapat dalam QS.Al-An'am (6) 74-83 historis pengembaran pemikiran. Berhala, bintang, bulan dan matahari tak pantas dijadikan Tuhan. As-Shafat 83-99. Pada ujungnya, Ibrahim AS., mengumumkan akidahnya yang kokoh, seperti dilukiskan al-An'am (6), 79 :