Lihat ke Halaman Asli

Shofiyatul Ummah

Comparative law student

Sebuah Catatan tentang Hari Guru Nasional

Diperbarui: 25 November 2024   15:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tepat di hari Senin tanggal 25 November Hari guru nasional kembali dirayakan. Seluruh guru dan murid berlomba-lomba membuat design ucapan selamat tentang hari Nasional ini. Sorak gembira para murid mengucapkan rasa syukur dan terimakasihnya sudah terdengar sejak pagi hari. 

Sadar atau tidak memang begitu besar jasa seorang guru, pantas sosoknya dinobatkan sebagai "pahlawan tanpa tanda jasa". Peran dan tugasnya yang tidak sedikit nan berat, tanggung jawab moral yang ia emban, bahkan kewajiban administratif yang harus ia laksanakan membuatnya harus mendedikasikan diri sepenuhnya pada bangsa dan pendidikan. (Inilah sosok guru yang sejati)

Sayang, guru di bumi pertiwi belum bisa mendapat penghargaan Dan penghormatan yang sepadan dengan pengabdian yang mereka jalani, mulai dari kebijakan dan apresiasi pemerintah yang kurang berpihak, siswa yang tidak sadar etika, serta sikap orang tua yang tidak tahu terimakasih. 

Dalam hal kebijakan pemerintah misal, pemerintah belum mampu membuat jabatan dan profesi sebagai guru menjadi profesi yang gagah dan terhormat, masih banyak guru dengan profesinya sebagai guru sering diremehkan. Hal ini terjadi mungkin karena kesalahan bersama sebab pemerintah yang kurang menekan dan mendorong kualitas SDM pendidiak dan para pengajarnya, atau karena menang sikap sadar pentingnya pendidikan tidak tertanam dalam benak bangsa. 

Apresiasi pemerintah dalam hal tunjanhan dan gaji juga berlaku sama, sama landainya dengan kemampuan dari guru itu sendiri, atau bahkan jauh di bawah kemampuan guru tersebut. Hal ini membuat guru semakin pesimis, tersibukkan, dan bahkan enggan mengembangkan keilmuannya. 

Problem berikutnya adalah murid yang tidak paham etika, tidak paham kode etik sebagai murid dan kewajibannya untuk taat pada gurunya dalam hal urusan prndidikan. Sehingga sering kali murid mengabaikan tugas, dan tanggung jawab yang diberikan gurunya terhadapnya. 

Orang tua yang tidak tau terimakasih menjadi problem selanjutnya. Banyak orang tua yang bukannya mengucapkan rasa syukur dan terimakasih pada guru dari anaknya, ia justeru bersikap buruk pada sang guru, dalam kategori terakhir ini bahkan Indonesia dalam kondisi yang cukup memperihatinkan, akhir akhir ini banyak guru yang bukannya mendapat ucapan terimakasih dari orang tua murid, ia malah mendapat tuntutan, perlakuan tidak menyenangkan dan juga sebab mendidik anak yang dititipkan kepadanya. 

Kawan percayalah menjadi guru bukanlah hal yang mudah, maka bagi guru mari kita berjuang demi bangsa tercinta sungguh sunggu dalam mengabdikan diri dan jiwa. Bagi murid hormatilah gurumu, fan kenanglah kebaikannya karena tanpanya mungkin kau tidak akan menemukan jalan mengetahui dunia. Bagi orang tua sampaikan rasa tetimakasih kalian pada para guru yang telah mendidik anak-anakmu, jangan perlakukan ia dengan tidak baik, karena dirinya telah berjasa dalam kehidupan anakmu. 

Selamat Hari Guru Nasional. Guru Hebat Bangsa Bermartabat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline