Lihat ke Halaman Asli

Homoseksualitas pada Remaja: Perspektif Kewarganegaraan

Diperbarui: 3 Juli 2024   23:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Homoseksualitas adalah orientasi seksual di mana seseorang merasakan ketertarikan emosional, romantis, dan seksual kepada seseorang yang memeiliki jenis kelamin yang sama. Dalam konteks remaja, topik ini sering kali menjadi kontroversial dan menimbulkan berbagai argumen dari masyarakat. Dalam beberapa pandangan konservatif, homoseksualitas dianggap sebagai penyimpangan dari norma-norma seksual yang telah lama dianut oleh masyarakat. Mereka berpendapat bahwa remaja yang mengalami kebingungan seksual sebaiknya diarahkan untuk memahami dan mengikuti norma heteroseksual.

Beberapa pihak percaya bahwa penerimaan homoseksualitas merusak nilai-nilai moral dan budaya yang telah lama dijunjung tinggi. Mereka berargumen bahwa dalam norma tradisional, banyak masyarakat yang berpegang teguh pada nilai-nilai tersebut menganggap homoseksualitas sebagai pelanggaran terhadap tatanan keluarga dan peran gender yang telah ditetapkan. Selain itu, ada kekhawatiran bahwa penerimaan homoseksualitas dapat mempengaruhi moralitas remaja lain, menyebabkan normalisasi perilaku yang dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya. Beberapa berpendapat bahwa promosi homoseksualitas dapat mengakibatkan disintegrasi sosial dan melemahkan ikatan keluarga, yang merupakan fondasi utama masyarakat.

Pandangan kontra terhadap homoseksualitas pada remaja juga mencakup kekhawatiran terkait kesehatan dan psikologis. Beberapa pihak berpendapat bahwa homoseksualitas dapat meningkatkan risiko penyebaran penyakit menular seksual (PMS), meskipun fakta medis menunjukkan bahwa risiko ini ada pada semua orientasi seksual tergantung pada perilaku seksual yang tidak aman. Selain itu, ada yang mengklaim bahwa homoseksualitas pada remaja dapat menyebabkan kebingungan dan tekanan psikologis, meskipun banyak penelitian menunjukkan bahwa stigma dan diskriminasi adalah penyebab utama masalah kesehatan mental pada remaja homoseksual.

Dari perspektif kewarganegaraan, beberapa pihak merasa bahwa negara tidak seharusnya mendukung atau mempromosikan homoseksualitas. Argumen-argumen yang sering dikemukakan antara lain bahwa negara seharusnya netral dan tidak memihak dalam isu-isu moral, membiarkan masyarakat menentukan norma-norma mereka sendiri. Ada yang percaya bahwa negara memiliki tanggung jawab untuk melindungi moralitas publik dan menghindari kebijakan yang dapat dianggap merusak nilai-nilai sosial. Selain itu, mereka berpendapat bahwa prioritas utama negara seharusnya adalah kesehatan dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan, dan bukan mempromosikan orientasi seksual tertentu.

Pandangan kontra terhadap homoseksualitas pada remaja sering kali didasarkan pada kekhawatiran tentang dampak negatif terhadap moralitas, budaya, dan kesehatan masyarakat. Dari perspektif kewarganegaraan, ada yang berpendapat bahwa negara harus bersikap netral dan melindungi nilai-nilai sosial yang dianggap penting oleh sebagian besar masyarakat. Meskipun demikian, penting untuk terus berdialog dan mencari keseimbangan antara hak asasi manusia dan nilai-nilai moral yang diyakini oleh berbagai kelompok dalam masyarakat.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline