Lihat ke Halaman Asli

Shofira Maharani

Mahasiswa / Universitas Negeri Semarangg

Sisi Positif KPop bagi Mahasiswa

Diperbarui: 5 Juni 2023   09:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BTS diundang ke White House (Foto: dok. Wikipedia)

Mahasiswa sekarang pasti sudah tidak asing lagi dengan budaya musik korea pop (K-Pop) yang tidak lain semacam drama-drama korea, makanan korea, musik dan grup band korea seperti Super Junior, BTS, NCT, EXO, Girls Generation, BLACKPINK dan masih banyak lagi. Bukan hanya itu saja K-Pop menyebar luas di kalangan mahasiswa Indonesia maupun luar negeri.

K-Pop sangat digemari di kalangan para mahasiswa bahkan musik-musik dan tarian mereka sangat diminati karena memiliki gerakan yang sangat energik dan juga lantunan musik mereka yang mudah untuk diikuti oleh kalangan mahasiswa. Bahkan para mahasiswa memiliki perkumpulan penggemar K-Pop dimana dalam perkumpulan tersebut banyak sekali mahasiswa dari berbagai kalangan fandom grup band mereka.

Banyak orang-orang yang beranggapan bahwa K-Pop itu membawa pengaruh negatif bagi penggemarnya, karena mereka melihat para penggemar K-Pop menjadi orang yang anti sosial dan sibuk dengan dunia K-Popnya serta mereka beranggapan bahwa penggemar K-Pop terkadang berselisih paham dengan penggemar K-Pop yang lain karena lebih mementingkan Idol mereka daripada urusan negara mereka sendiri. Dan itu membuat mereka yang bukan penggemar K-Pop beranggapan bahwa rasa nasionalisme para penggemar K-Pop berkurang untuk membela negaranya sendiri.

Dalam hal ini, menurut saya banyak hal positif juga yang dapat diambil dari mengenal K-Pop dalam kalangan mahasiswa. Saya menyetujui apa yang dipaparkan oleh Sri Rahayu dari jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Padang dalam artikel berjudul "DAMPAK BUDAYA KOREA POP (K-POP) TERHADAP TINGKAT MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI PADANG" yang mengatakan "Menurut saya dampak negatif dan positif tergantung pribadi masing-masing. 

Misalnya orang yang menyukai K-Pop bisa membagi waktu atau tidak terlalu fanatik atau tidak terlalu ambis dalam dunia K-Pop menurut saya sah-sah saja. Mungkin dari dampak negatifnya bisa kita lihat seperti terlalu terjerumus ke dalam dunia K-Pop sehingga menjadi orang yang anti sosial karena sibuk dengan dunia K-Popnya tapi jika orang tersebut tidak terlalu terjerumus malah lebih baik karena K-Pop ini juga tidak memiliki dampak terlalu buruk kalau orang tersebut bisa mengendalikannya atau bisa membagi waktunya. 

Kemudian dampak negatifnya bisa dilihat melalui media sosial banyak yang penyuka K-Pop terkadang selisih paham yang membela idolanya sehingga untuk masalah di untuk negara sendiripun diabaikan sehingga rasa nasionalisme mereka kurang karena mereka lebih peduli dengan idola atau grup idola mereka dibandingkan dengan masalah-masalah negara mereka sendiri".

Menurut saya, dampak positif yang dapat diambil dari adanya budaya K-Pop adalah dari segi:

  • Motivasi belajar untuk mahasiswa

K-Pop tidak melulu tentang musik dan perfilman, tetapi juga para mahasiswa bisa berbincang dengan Idol yang mereka kagumi. Dengan adanya Idol yang mereka kagumi bisa meningkatkan semangat belajar mereka karena termotivasi dengan kata-kata yang disampaikan oleh Idol mereka.

Qian Kun mendapat gelar Sarjana (Foto: dok. Sonora.id)

Seperti Qian Kun ketua dari grup WayV yang sudah lulus S1 di usia yang masih terbilang muda. Dia menyelesaikan gelar sarjananya di usia 21 tahun dan itu membuat mahasiswa yang mengagumi Kun WayV berlomba-lomba untuk bisa mendapat gelar sarjana seperti Idolnya.

  • Mahasiswa dapat membagi waktu mereka dalam mengerjakan tugas dan mendukung Idol K-Pop mereka
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline