Lihat ke Halaman Asli

Kekayaan Termahal Tersimpan di Bawah Bumi

Diperbarui: 28 Oktober 2018   15:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bumi adalah planet yang kaya dengan sumber daya. Sebagian besar kekayaan itu terkandung di kedalaman perut bumi. Sebut saja bahan bakar minyak yang terkubur di negara-negara Timur Tengah.

Hanya bermodalkan minyak saja, Qatar menjadi negeri dengan pendapatan perkapita tertinggi di dunia. Cukup untuk membuktikan betapa mahalnya harga sumber daya alam yang satu ini.

Kekayaan lain misalnya batu berlian yang tersembunyi di dalam tanah Afrika. Harganya tentu saja selangit. Sebongkah batu berharga ini bisa setara dengan harga sepuluh rumah.

Bagaimana dengan emas? Logam mulia yang satu ini juga berasal dari perut bumi. Benua Australia tidak akan seindah sekarang jika tanpa didukung cadangan emasnya yang terbesar di dunia.

Mana di antara ketiganya yang menjadi kekayaan termahal? Ternyata tidak satupun! Bukan minyak di Qatar, bukan berlian di Afrika, bukan pula emas di Australia.

Myles Munroe penulis 70 buku-buku laris internasional mengatakan bahwa,

"The wealthiest place on the planet is the cemetery. There lie buried companies that were never started, inventions that were never made, bestselling books that were never written, and masterpieces that were never painted."

(Tempat terkaya di planet ini adalah pemakaman! Karena di sana terkubur bisnis yang tidak pernah dimulai, penemuan yang tidak pernah dibuat, buku-buku terlaris yang tidak pernah ditulis, dan mahakarya yang tidak pernah dicipta)

Kita pasti sependapat dengan Munroe. Berapa banyak orang-orang yang memiliki ide bisnis di kepalanya, tetapi mereka tidak pernah berani memulainya hingga tutup usia. Sehingga bisnis yang mungkin saja sukses itu hanya terkubur di pemakaman.

Berapa banyak orang-orang yang menemukan konsep yang dahsyat, tetapi penemuan itu tidak pernah mereka eksekusi. Sehingga penemuan besar itu lambat laun terkubur bersama mereka.

Tidak sedikit pula orang-orang yang sudah merancang karya tulis dan karya seni yang brilian, tetapi mereka hanya menunda saja hingga akhir hayat. Akibatnya buku-buku laris itu tak pernah terbit, dan karya mahal mereka tak pernah muncul. Berakhir dengan terpendam di pemakaman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline