Lihat ke Halaman Asli

Familiarkah Anda tentang Emosi Prososial pada Anak?

Diperbarui: 13 November 2022   16:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ketika kita mendengar mengenai bencana atau musibah, kira-kira yang muncul dalam benak kita apa? Kebanyakan dari kita pasti berfikir itu adalah batuan atau petolongan. Beberapa  minggu yang lalu, di daerah asal saya banyak yang terdampak bencana banjir yang  menyebabkan banyak sekali rumah yang rusak sehingga para korban banjir tersebut harus dievakuasi dan ditempatkan di pengungsian. 

Banyak warga yang tidak terdampak banjir berinisiatif untuk memberikan bantuan berupa pakaian, makanan, dan kebutuhan pokok lainnya. Bantuan juga datang dari pemkot berupa alat berat guna mengatasi beberapa kerusakan yang ada akibat banjir tersebut.Pertolongan atau bantuan yang terjadi tersebut merupakan salah satu bentuk yang menceminkan perilaku prososial.

Apakah anda pernah mendengar tentang perilaku prososial? Perilaku prososial terjadi ketika orang lain melakukan sebuah tindakan untuk menguntungkan orang lain daripada dirinya sendiri. 

Beberapa contoh dari  perilaku prososial yaiu, membantu, kerja sama, tolong menolong, dan menghibur. Perilaku prososial ini merupakan bagian dari  moralitas dan memliki label altruisme. Altruisme adalah sikap atau insting untuk membantu dan lebih mementingkan kepentingan dan kebaikan orang lain. Altruisme ini kebalikan dari egois yang selalu mementingkan dirinya sendiri. 

Perilaku prososial merupakan bagian dari moralitas. Menurut seorang psikolog sosial Daniel Batson, sebagian besar moralitas seseorang memberikan bobot pada kepentingan dan keinginan orang lain dalam situasi dimana kepentingan kita dan  kepentingan mereka bertentangan. 

Penelitian menunjukkan bahwa seseorang yang bertindak prososial  cenderung lebih bahagia, lebih sehat, dan hidup lebih lama daripada mereka yang tidak bertindak prososial, karena mereka menanggung kerugian psikologis akibat rasa bersalah.

Perilaku prososial ini juga dipengaruhi oleh emosi, atau biasa disebut dengan emosi prososial. Emosi prososial pada anak- anak juga dianggap sebagai aspek penting dalam perkembangan anak, karena prososial ini termasuk kedalam nilai moral. 

Perilaku prososial sangat penting dimiliki anak usia dini. Marion berpendapat bahwa perilaku prososial berfungsi untuk memenuhi kebutuhan seseorang, baik secara fisik maupun psikologi dan emosionalnya, selain itu perilaku prososial juga berperan penting dalam kehidupan sosial.

Lalu apakah hubungan antara emosi dengan prososial?. Hubungan antara emosi dengan prososial adalah ketika anak sudah mampu meregulasi semua emosinya dimana regulasi emosi tersebut sangat berhubungan dengan empati dan perilaku prososial. Pada umumnya anak yang usianya masih dibawah empat tahun, mereka belum bisa untuk meregulasi emosinya. 

Penelitian yang dilakukan oleh Ensor, Spencer, dan Hughes membuktikan bahwa perilaku prososial memerlukan kemampuan untuk memahami emosi. Regulasi emosi anak usia dini juga bergantung pada keadaan lingkungan keluarga anak. Empati, simpati dan rasa bersalah adalah bagian dari emosi sadar diri. Emosi sadar diri ini muncul ketika anak-anak sedang mengembangkan pemahaman diri.

            Bagaimanakah perkembangan emosi prososial anak usia dini?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline