Lihat ke Halaman Asli

Belajar Asosiasistik? Apa Itu?

Diperbarui: 3 Oktober 2022   12:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Umumnya belajar itu banyak dilakukan dengan berbagai cara atau teori. Salah satu teori yang bisa digunakan dalam pembelajaran adalah teori asosiasistik. Namun apakah kamu tahu teori asosiasistik itu apa?

(Menurut Pavlov) teori belajar asosiasistik ialah perilaku atau tingkah laku yang dibentuk karena kebiasaan. 

Sedangkan ( menurut Aristoteles ) ialah ingatan pengalaman yang menimbulkan ingatan pengalaman yang serupa atau ingatan pengalaman yang berlawanan maupun ingatan yang terjadi secara bersamaan dengan kejadian awal.

Pavlov bereksperimen bahwa ada anjing dimana dalam eksperimen tersebut ada sebutan nama yaitu: 

1. Before conditioning (kejadian anjing sebelum dikondisikan atau sebelum diberi kebiasaan pada tingkah lakunya) dimana di kondisi tersebut ada beberapa sebutan nama:
a. US (unconditioned stimulus) yaitu berupa makan anjing
b. UR (unconditioned responses) yaitu respon anjing berupa pengeluaran air liur atau salivation 

c. NS (neutral stimulus) yaitu kondisi dimana anjing dibrikan stimulus berupa lonceng .


2. During stimulus yaitu kondisi dimana stimulus diberikan
3. After conditioning (yaitu kondisi setelah kebiasaan itu diberikan) ada beberapa sebutan nama yaitu:
a. CS  (conditioned stimulus) yaitu kondisi disaat anjing diberikan kondisi stimulus yaitu berupa lonceng yang dibunyikan tanpa adanya makanan
b. CR (conditioned responses) yaitu kondisi dimana anjing diberikan stimulus berupa CS. Responnya berupa pengeluaran air liur.

Dengan sebutan nama tersebut peristiwa yang terjadi adalah:
1. Before conditioning :
peristiwa yang pertama anjing diberikan stimulus berupa US ( makanan anjing) dan dari situ anjing menghampiri stimulus tersebut menghasilkan UR atau air liur.
Peristiwa yang kedua anjing diberikan stimulus berupa NS atau lonceng dimana lonceng tersebut digunakan untuk menarik perhatian anjing namun anjing tidak menghampiri stimulus tersebut dan tidak menghasilkan UR (air liur).


2. During stimulus :
Stimulus ini US DAN NS diberikan beberangen dengan hal tersebut dimana anjing terstimulus bahwa kalau ada bunyi lonceng berarti juga ada makanan. Anjing menghampiri dan menghasilkan air liur UR lebih banyak dari sebelumnya.


3. After stimulus :
setelah anjing terstimulus dan ia diberikan CS atau dibunyikan lonceng tanpa adanya makanan maka anjing akan merespon dan terstimulus bahwa tiap lonceng dibunyikan pasti ada makanan dan respon anjing tersebut menghampiri dengan volume air liur berjumlah lebih sedikit (CR).

Kesimpulannya : anjing yang semula tidak mengeluarkan air liur ketika lonceng dibunyikan tetapi setelah dilatih dan menjadi kebiasaan akhirnya anjing mengeluarkan air liur meskipun tidak mendapatkan makanan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline