Lihat ke Halaman Asli

shofi anna

shofi'anna

Menanamkan Jiwa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

Diperbarui: 23 Mei 2019   05:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sila-sila pancasila dari sila pertama sampai sila ke lima dipahami sebagai sistem sila hirarkhis. Jika demikian, maka dapat dikatakan bahwa dari kaca mata filsafat antropologi tentang hakikat manusia, sila kemanusiaan yang adil dan beradab telah mencakup semua sila pancasila, mulai dari sila pertama hingga sila ke lima. 

Dikatakan demikian karena hakikat manusia sebagai makhluk  individu, sosial, susila, dan religi tersirat maupun tersurat dalam semua sila pancasila. Dengan kata lain, bila sila kemanusiaan yang adil dan beradab dimaknai secara luas dengan berpusat pada kata kemanusiaan, maka semua hakikat manusia dalam filsafat antropologi sudah termasuk dalam sila ini, mulai dari makhluk individu, sosial, susila, sampai religi.

Bertolak dari pemahaman bahwa sila kemanusiaan yang adil dan beradab mencakup semua hakikat manusia dalam pandangan filsafat antropologi, maka dapat dikatakan bahwa implikasi sila kemanusiaan yang adil dan beradab terhadap penyelenggaraan pendidikan minimal sama dengan implikasi pandangan filsafat antropologi tentang semua hakikat manusia, baik sebagai makhluk individu, sosial, susila, maupun religi terhadap penyelenggaraan pendidikan.

Kalaupun terdapat implikasi lainnya, maka implikasi tersebut lebih bersifat subyektif, sesuai penafsiran subyektif masyarakat indonesia yang memang unik. Sebelum menanamkan jiwa kemanusiaan yang adil dan beradab, alangkah lebih baiknya jika memahami terlebih dahulu isi dan kandungan sila ke-2 dalam pancasila ini.

Sila kemanusiaan yang adil dan beradab ini meliputi dan dijiwai oleh sila pertama, serta meliputi dan menjiwai sila ke tiga dan seterusnya. Kemanusiaan yang adil dan beradap merupakan kesadaran sikap dan tingkah laku manusia yang di dasarkan pada potensi budi pekerti manusia dalam menjalankan norma-norma dan hubungan sesama manusia maupun lingkungan sekitarnya.

Pada dasar nya kemanusiaan yang adil dan beradab ialah sikap perilaku manusia yang sesuai dengan kodrat hakikat manusia yang berbudi, sadar nilai dan budayanya. Beberapa makna yang terkandung dalam nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, diantaranya :

 1) kesadaran, kesadaran sikap dan perilaku setiap penduduk indonesia akan senantiasa disesuaikan dengan nilai moral dan tuntutan hati nurani yang terletak pada sanubari setiap manusia. 2) HAM, serangkaian pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia (HAM) individu lainnya, yang sejatinya selalu dibawa setiap seseorang ketika ia baru dilahirkan. 

3) kemanusiaan, mengembangkan sikap saling mencintai atas dasar kemanusiaan. 4) keadilan, proses untuk dapat menerapkan kehidupan yang berkeadilan dan berkeadaban. hal ini menjadi makna penting, mengingat pembangunan yang ada harus merata dan dilakukan dengan terus mempertimbangkan jumlah penduduk, wilayah, dan lain sebagainya. 

5) tenggang rasa, mampu memberikan dorongan dalam memunculkan sikap tegang rasa dalam setiap hubungan sosial yang seseorang lakukan dalam kelompok masyarakat. pengertian tegang rasa sendiri merupakan bentuk penghormatan yang dijalankan individu dengan individu lainnya sebagai bentuk harmonisasi, tindakan ini dilakukan melalui serangkaian pengetahuan serta tingkah laku seseorang dalam menjalankan hak dan kewajiban negara.

Setelah mengetahui tentang pengertian kemanusiaan yang adil dan beradab,sekarang kita berbicara bagaimana cara menanamkan jiwa kemanusiaan yang adil dan beradab dalam kehidupan sehari-hari dan dalam hidup bermasyarakat. Kemanusiaan sendiri memiliki makna sebagai manusia harus saling memiliki rasa kemanusiaan,rasa toleransi terhadap orang lain. 

Semua orang memiliki hak masing-masing,tetapi hak manusia itu terbatasi oleh hak orang lain juga. Sebagai orang yang memiliki jiwa kemanusiaan, maka juga harus menghormati hak orang lain. Dan sebagai manusia yang adil, maka harus mampu berbuat adil terhadap diri sendiri dan adil terhadap orang lain, tidak mengambil hak orang lain dan tidak menyalahgunakan hak asasi manusia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline