Lihat ke Halaman Asli

Shofi Alya Anggraeni

Mahasiswa UIN Walisongo Semarang

Kegiatan Tradisi Malam Satu Muharram di Desa Gebanganom, Kecamatan Rowosari, Kendal

Diperbarui: 7 Juli 2024   01:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar medinfo KKN MIT Tematik ke-18 posko 3 UIN Walisongo Semarang

Kendal, pada tanggal 6/7/2024 bertepatan dengan malam tahun baru Islam atau disebut juga dengan malam satu Muharram. Dalam masyarakat Jawa, malam satu Muharram disebut dengan malam satu suro adalah malam tahun baru Islam dan termasuk salah satu 4 bulan yang dimuliakan dalam Islam. Masyarakat muslim di pulau Jawa pada malam satu suro ini biasanya diadakan berbagai macam aktivitas seperti tumpengan atau slametan yang tujuannya untuk mengharap ridho Allah SWT. dan juga meminta perlindungan Allah dari marabahaya.

Pada peringatan tahun baru Islam ke 1446 Hijriah di Desa Gebanganom, Kecamatan Rowosari, Kendal, mahasiswa KKN MIT ke-18 UIN Walisongo Semarang Bersama warga setempat turut menyukseskan dan memeriahkan peringatan malam satu suro.

Peringatan ini diisi dengan kegiatan doa bersama serta ramah tamah dan slametan. Kegiatan dimulai sejak setelah maghrib yang diawali dengan sambutan oleh bapak Mujiono selaku Kepala Desa.

Dalam sambutannya bapak Mujiono menyampaikan bahwa kegiatan Satu Muharram memiliki dampak positif sebagai sarana untuk mempererat tali persaudaraan.

“Semangat gotong royong dan rasa saling menghormati telah menjadi landasan kuat bagi kehidupan kita di desa ini. Kita harus tetap jaga kebersamaan ini, saling mendukung satu sama lain, dan bekerja sama demi desa yang lebih baik lagi” ujarnya.

Kegiatan malam Satu Muharram ini dihadiri oleh cucu dari sesepuh pendiri Desa Gebanganom dan juga dihadiri oleh Kyai dari desa setempat.  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline