Lihat ke Halaman Asli

Pacman dan Kemiskinan

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1430265291305374442

[caption id="attachment_413480" align="aligncenter" width="300" caption="www.lightinthebox.com"][/caption]

2 Mei 2015 akan diadakan pertandingan tinju di Las Vegas Amerika Serikat, Manny Pacquiao alias Pacman melawan Floyd Mayweather alias Money.

Saya sih ga suka sama olahraga tinju. Namun lebih tertarik membaca kisah menarik si Pacman, laki-laki asal Filipina ini.

Laki-laki berusia 36 tahun itu sempat meminta maaf kepada tetangganya yang merasa risih dengan banyaknya 'tamu' Si Pacman ini.

Tamunya adalah orang-orang miskin. Dia masih rendah hati seperti waktu dulu kemiskinan masih menjadi jalan hidupnya.

Berjualan donat di tepi jalan ia jalani ketika berusia 14 tahun. Juga berprofesi sebagai kuli untuk meringankan beban ibunya.

Ternyata kemiskinan tidak membuatnya patah semangat dalam mencapai kesuksesan.

Dunia tinju telah mengubah jalan hidup Pacman. Ia termasuk dalan 11 atlet dengan bayaran terbesar sejagat 2014 versi Forbes, senilai 543 miliar.

Jutaan warga Filipina menganggapnya sebagai pahlawan bangsa dengan julukan 'Tinju Bangsa'.

Jadi menurut saya, kemiskinan bukanlah penghalang menuju kesuksesan.

Semangat, kemauan kuat, kerja keras, diiringi doa, maka impian bisa terwujud.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline