Lihat ke Halaman Asli

Apakah Anda Salah Jurusan?

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dikisahkan dari sebuah buku karya Ayah Edy “Rahasia Ayah Edy Memetakan Potensi Unggul Anak”. Orangtua dari anak bernama Intan, menemui Ayah Edy untuk berkonsultasi mengenai kondisi anaknya yang tiba-tiba memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliahnya. Padahal ia sudah kuliah tingkat akhir di Fakultas Hukum. Intan beralasan tidak mau bekerja di bidang hukum. Ultimatum dari kampus pun sudah diberikan, jika semester ini skripsi tidak selesai, maka ia harus drop out.

Singkat cerita, Intan mengikuti proses pemetaan potensi unggul. Ayah Edy pun memberikan penilaian bahwa ia memang 100% salah jurusan. Tipe Intan yang pemalu dan segan bertemu dengan orang baru, membuatnya khawatir bagaimana harus bertemu dengan kolega dan kliennya kelak.

“Saya membayangkan, jenis-jenis pekerjaan di bidang hukum itu benar-benar tidak saya sukai. Saya enggak suka ngobrol, saya takut dengan orang,”jelas Intan kepada Ayah Edy.

Setelah melalui proses yang cukup lama, ditemukan potensi unggul Intan.Computer Graphic Design. Ia berbakat dan berminat pada bidang yang satu ini. Ia betah berjam-jam di depan layar komputer, tidak harus banyak berkomunikasi dengan orang lain. Kebahagiaan baginya adalah bercengkerama dengan komputer.

Dan yang lebih membahagiakan lagi, orangtua Intan bersedia membiayai kuliah dari nol (lagi). Mereka telah bersedia memberikan warisan kebahagiaan bagi sang anak. Syukurlah orangtua Intan termasuk keluarga berada. Bagaimana dengan keluarga dengan perekonomian pas-pasan, memiliki anak lebih dari satu, lalu ternyata salah jurusan?

Maka memetakan potensi unggul anak, jawabnya. Tanpanya akan lahir pekerja yang tidak bahagia. Hanya menanti hari libur dan waktu gajian. Padahal syarat pertama seorang profesional adalah dia harus mencintai pekerjaannya.

Seperti Stefi Siera Ngangi, di usia 18 tahun ia telah mendirikan sebuah sekolah tari. Minat dan bakatnya di bidang tari ia wujudkan dalam Stefi’s House of Creativity (SHOC). Sebuah pusat kreatifitas seni yang bertujuan menyediakan sarana dan prasana pembinaan dan pengembangan bakat dalam bidang kesenian.

Maka bersiaplah untuk menemukan potensi unggul dalam diri anda.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline