Menurut Erik Erikson (1963), ada 4 tahap perkembangan psikosial anak, antara lain:
1. TRUST vs MISTRUST (dari sejak lahir-1 tahun)
2. AUTONOMY vs SHAME and DOUBT (antara 2-3 tahun)
3. INISIATIVE vs GUILT (antara 4-5 tahun)
Kemampuan untuk melakukan partisipasi dalam berbagai kegiatan fisik dan mampu mengambil inisiatif untuk suatu tindakan yang akan dilakukan. Tetapi tidak semua keinginan anak akan disetujui orang tua dan gurunya. Rasa percaya dan kebebasan yang baru saja diterimanya, tetapi kemudian timbul keinginan menarik rencananya/kemauannya, maka timbul perasaan bersalah. Apabila anak usia 4-5 tahun diberi kebebasan untuk menjelajahi dan bereksperimen dalam lingkungannya, dan apabila orang tua dan guru memberikan waktu untuk menjawab pertanyaan anak, maka anak cenderung akan lebih banyak mempunyai inisiatif dalam menghadapi masalah yang ada di sekitarnya. Sebaliknya apabila anak selalu dihalangi keinginannya, dan dianggap pertanyaan atau apa saja yang dilakukan tidak ada artinya, maka anak akan selalu merasa bersalah.
4. INDUSTRY vs INFERIORITY (6-11 tahun).
Fokus utama dalam aspek psikososial adalah menumbuhkan keyakinan diri sebagai anak yang mampu berbuat sesuatu terhadap lingkungannya sehingga anak merasa percaya diri. Yang melandasi hal ini adalah perlakuan orang tua sejak dia bayi. Anak merasa ada orang yang bisa dia andalkan untuk memenuhi semua kebutuhannya, lekat dengan ibu-ayahnya (sebisa mungkin orangtua). Kalau anak merasa dirinya lekat secara aman dengan prangtuanya, hal ini akan berdampak jangka panjang, misalnya keinginan untuk meraih prestasi yang baik, memilih pasangan hidup, dst.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H