Lihat ke Halaman Asli

Shizuka Eltoro

Mahasiswa, Universitas Airlangga

Pertunjukan Tarian Tradisional Jawa Timur untuk Menghibur Akhir pekan

Diperbarui: 7 Januari 2025   10:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Surabaya. Sumber ilustrasi: KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Di era globalisasi yang mana terdapat maraknya budaya asing masuk ke dalam negeri tercinta ini sebagai seorang pemuda Indonesia patut lah kita untuk tetap melestarikan budaya kita sendiri agar budaya kita tidak hilang dalam waktu, langkah pertama untuk melestarikan budaya ialah untuk mencari tahu serta mengobservasi sendiri budaya itu yang mana jika anda tinggal di kota yang difasilitasi dengan pusat kebudayaan hal ini tentu cukup mudah untuk dilakukan.

Gedung Cak Durasim di Kota Surabaya merupakan salah satu contoh dari fasilitas tersebut, gedung ini memiliki fungsi untuk berbagai acara seni dan budaya yang mendukung pelestarian budaya di Jawa Timur, seperti teater, tari, dan musik. Untuk acara-acara yang digelar di bangunan ini biasanya terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya sehingga sebagai wadah untuk menikmati kesenian tradisional Jawa Timur, informasi perihal acara-acara yang akan digelar biasanya juga sudah diinfokan melalui media sosial resmi manajemen Gedung Cak Durasim.

Pada September lalu saya dan teman-teman saya berkesempatan untuk mengunjungi Gedung Cak Durasim yang sedang menyelenggarakan Gelar Tari Anak Jawa Timur di akhir pekan, yang mana acara tersebut diisi oleh berbagai macam tarian khas Jawa Timur yang ditampilkan oleh berbagai macam kalangan, mulai dari anak-anak TK hingga kalangan muda yang menduduki bangku SMA. 

Saat pertunjukan tari dimulai kami menyaksikan berbagai tarian seperti bajul ijo, dongklak, kancil, laskar alit, dan banyak lagi. Banyak orang dari berbagai institusi dan kalangan umur melakukan tari-tarian ini. Di hari itu, teater Gedung Cak Durasim penuh dengan penonton yang sangat antusias dengan penampilan tarian di panggung, yang kontradiktif terhadap narasi masyarakat modern yang tidak menyukai kebudayaan tradisional dan lebih gemar terhadap budaya asing. Pada saat hari itu teater itu penuh dengan tawa, senyuman, dan kebahagiaan di wajah-wajah penonton selagi menonton tari-tarian yang diperagakan di panggung, sungguh akhir pekan yang sangat bermakna yang mana kami dan penonton yang lainnya dapat merasakan rasa terhibur selagi melestarikan salah satu fragmen budaya Indonesia dengan mengikuti acara ini.

Melalui pengalaman saya tadi saya berharap kedepannya kota-kota di Indonesia untuk memiliki fasilitas yang sama seperti Kota Surabaya ini agar masyarakat dapat melestarikan budaya yang ada di sekitar mereka dan juga agar ada tambahan ide untuk kegiatan akhir pekan yang terjangkau namun sekaligus bermanfaat untuk melestarikan budaya Indonesia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline